RSS
Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)

Macam-macam MAD dalam tajwid


Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu : ا  و ي
Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :

1. Mad Ashli / mad thobi’i


Apakah Mad Thobi’i itu ?
Mad Thabi’ii adalah mad yang yang terjadi karena hadirnya khuruf-khuruf  mad pada khuruf selain HAMZAH dan HA Dlomir, serta tidak terdapat unsur tambahan lain sesudahnya, seperti hamzah, tasydid dan khuruf hidup yang dimatikan (karena letaknya diakhir bacaan).
Sesuai pengertiannya, Mad Thabi’i adalah pemanjangan suara pada  khuruf  selain HAMZAH, karena pemanjangan pada khuruf  hamzah menimbulkan nama mad yang berbeda, yaitu Mad Badal.
Mad Thabi’i adalah pemanjangan suara pada  khuruf  selain HA Dlomir, karena pemanjangan pada khuruf  Ha Dlomir menimbulkan nama mad yang berbeda, yaitu Mad Shillah Qoshiroh.
Pada Mad Thobi’i tidak terdapat tambahan khuruf Hamzah sesudahnya, karena bila khuruf hamzah  muncul setelahnya, maka akan menimbulkan kasus pemanjangan yang berbeda yang disebut dengan Mad Wajib Muttashil atau mungkin juga Mad Jaiz Munfashil.
Mad Thobi’i tidak diikuti tasydid sesudahnya, karena ia akan menjadi Mad Lazim Mutsaqol Kilmi.
Mad Thobi’i tidak diikuti khuruf hidup yang dimatikan (karena ada diakhir bacaan), karena pada kasus ini akan menimbulkan Mad ‘Aridl Lissukun.
Saudaraku…
Berapa ukuran panjang mad Thobi’i ? Mad Thobi’i mempunyai ukuran panjang 2 ketukan saja.

Contoh Mad Thobi’i adalah:

Khuruf-khuruf yang ditampilkan dengan warna merah  adalah contoh kasus untuk Mad Thobi’i.


Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila :
- huruf berbaris fathah bertemu dengan alif
- huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati
- huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati
Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.


2. Mad far’i
Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :
1) Mad Wajib Muttashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)

2) Mad Jaiz Munfashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda.
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).

3) Mad Aridh Lisukuun
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof (berhenti).
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).  Apabila tidak dibaca waqof, maka hukumnya kembali seperti mad thobi’i.

4) Mad Badal
Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad madal ini biasanya berupa tanda baris atau kasroh tegak .
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)

5) Mad ‘Iwad
Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain dan dibaca waqof.
Panjangnya 2 harokat (1 alif).

6) Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).

7) Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf sukun atau mati.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
 Mad Lazim Harfi Musyba’
Mad ini terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada delapan, yaitu :

Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif)
9) Mad Lazim Mukhoffaf harfi (    )
Mad ini juga terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada lima, yaitu :
Panjangnya adalah 2 harokat.

10) Mad Layyin
Mad ini terjadi bila :
huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg juga mempunyai baris.
Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).
Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).

11) Mad Shilah
Mad ini terjadi pada huruh “ha” di akhir kata yang merupakan dhomir muzdakkar mufrod lilghoib (kata ganti orang ke-3 laki-laki).
Syarat yang harus ada dalam mad ini adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah “ha” dhomir harus berbaris hidup dan bukan mati/sukun.
Mad shilah terbagi 2, yaitu :
a) Mad Shilah Qashiroh
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini dilambangkan dengan baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf “ha” dhomir.
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).

b) Mad Shilah Thowilah
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf hamzah.
Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 – 2,5  alif).

12) Mad Farqu
Terjadi bila mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dan untuk membedakan antara kalimat istifham (pertanyaan) dengan sebuutan/berita.
Panjangnya 6 harokat.

13) Mad Tamkin
Terjadi bila 2 buah huruf ya bertemu dalam satu kalimat, di mana ya pertama berbaris kasroh dan bertasydid dan ya kedua berbaris sukun/mati.
Panjangnya 2 – 6 harokat (1 – 3 alif).


Macam-macam MAD dalam tajwid


Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu : ا  و ي
Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :

1. Mad Ashli / mad thobi’i


Apakah Mad Thobi’i itu ?
Mad Thabi’ii adalah mad yang yang terjadi karena hadirnya khuruf-khuruf  mad pada khuruf selain HAMZAH dan HA Dlomir, serta tidak terdapat unsur tambahan lain sesudahnya, seperti hamzah, tasydid dan khuruf hidup yang dimatikan (karena letaknya diakhir bacaan).
Sesuai pengertiannya, Mad Thabi’i adalah pemanjangan suara pada  khuruf  selain HAMZAH, karena pemanjangan pada khuruf  hamzah menimbulkan nama mad yang berbeda, yaitu Mad Badal.
Mad Thabi’i adalah pemanjangan suara pada  khuruf  selain HA Dlomir, karena pemanjangan pada khuruf  Ha Dlomir menimbulkan nama mad yang berbeda, yaitu Mad Shillah Qoshiroh.
Pada Mad Thobi’i tidak terdapat tambahan khuruf Hamzah sesudahnya, karena bila khuruf hamzah  muncul setelahnya, maka akan menimbulkan kasus pemanjangan yang berbeda yang disebut dengan Mad Wajib Muttashil atau mungkin juga Mad Jaiz Munfashil.
Mad Thobi’i tidak diikuti tasydid sesudahnya, karena ia akan menjadi Mad Lazim Mutsaqol Kilmi.
Mad Thobi’i tidak diikuti khuruf hidup yang dimatikan (karena ada diakhir bacaan), karena pada kasus ini akan menimbulkan Mad ‘Aridl Lissukun.
Saudaraku…
Berapa ukuran panjang mad Thobi’i ? Mad Thobi’i mempunyai ukuran panjang 2 ketukan saja.

Contoh Mad Thobi’i adalah:

Khuruf-khuruf yang ditampilkan dengan warna merah  adalah contoh kasus untuk Mad Thobi’i.


Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila :
- huruf berbaris fathah bertemu dengan alif
- huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati
- huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati
Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.


2. Mad far’i
Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :
1) Mad Wajib Muttashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)

2) Mad Jaiz Munfashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda.
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).

3) Mad Aridh Lisukuun
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof (berhenti).
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).  Apabila tidak dibaca waqof, maka hukumnya kembali seperti mad thobi’i.

4) Mad Badal
Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad madal ini biasanya berupa tanda baris atau kasroh tegak .
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)

5) Mad ‘Iwad
Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain dan dibaca waqof.
Panjangnya 2 harokat (1 alif).

6) Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).

7) Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf sukun atau mati.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
 Mad Lazim Harfi Musyba’
Mad ini terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada delapan, yaitu :

Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif)
9) Mad Lazim Mukhoffaf harfi (    )
Mad ini juga terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada lima, yaitu :
Panjangnya adalah 2 harokat.

10) Mad Layyin
Mad ini terjadi bila :
huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg juga mempunyai baris.
Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).
Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).

11) Mad Shilah
Mad ini terjadi pada huruh “ha” di akhir kata yang merupakan dhomir muzdakkar mufrod lilghoib (kata ganti orang ke-3 laki-laki).
Syarat yang harus ada dalam mad ini adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah “ha” dhomir harus berbaris hidup dan bukan mati/sukun.
Mad shilah terbagi 2, yaitu :
a) Mad Shilah Qashiroh
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini dilambangkan dengan baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf “ha” dhomir.
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).

b) Mad Shilah Thowilah
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf hamzah.
Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 – 2,5  alif).

12) Mad Farqu
Terjadi bila mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dan untuk membedakan antara kalimat istifham (pertanyaan) dengan sebuutan/berita.
Panjangnya 6 harokat.

13) Mad Tamkin
Terjadi bila 2 buah huruf ya bertemu dalam satu kalimat, di mana ya pertama berbaris kasroh dan bertasydid dan ya kedua berbaris sukun/mati.
Panjangnya 2 – 6 harokat (1 – 3 alif).


Di dunia ini tersimpan berbagai rahasia yang unik dan menarik, banyak hal yang tidak kita ketahui tersimpan dibalik laju aluran waktu yang terlihat samar-samar, Alam yang kita kenal tanpa kita pedulikan memiliki berbagai manfaat yang sangat besar bagi kehidupan kita, banyak kejadian masa lalu yang menakutkan, menegangkan, bahkan luar biasa telah terjadi tanpa kita ketahui.

Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu : ا  و ي
Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :

1. Mad Ashli / mad thobi’i


Apakah Mad Thobi’i itu ?
Mad Thabi’ii adalah mad yang yang terjadi karena hadirnya khuruf-khuruf  mad pada khuruf selain HAMZAH dan HA Dlomir, serta tidak terdapat unsur tambahan lain sesudahnya, seperti hamzah, tasydid dan khuruf hidup yang dimatikan (karena letaknya diakhir bacaan).
Sesuai pengertiannya, Mad Thabi’i adalah pemanjangan suara pada  khuruf  selain HAMZAH, karena pemanjangan pada khuruf  hamzah menimbulkan nama mad yang berbeda, yaitu Mad Badal.
Mad Thabi’i adalah pemanjangan suara pada  khuruf  selain HA Dlomir, karena pemanjangan pada khuruf  Ha Dlomir menimbulkan nama mad yang berbeda, yaitu Mad Shillah Qoshiroh.
Pada Mad Thobi’i tidak terdapat tambahan khuruf Hamzah sesudahnya, karena bila khuruf hamzah  muncul setelahnya, maka akan menimbulkan kasus pemanjangan yang berbeda yang disebut dengan Mad Wajib Muttashil atau mungkin juga Mad Jaiz Munfashil.
Mad Thobi’i tidak diikuti tasydid sesudahnya, karena ia akan menjadi Mad Lazim Mutsaqol Kilmi.
Mad Thobi’i tidak diikuti khuruf hidup yang dimatikan (karena ada diakhir bacaan), karena pada kasus ini akan menimbulkan Mad ‘Aridl Lissukun.
Saudaraku…
Berapa ukuran panjang mad Thobi’i ? Mad Thobi’i mempunyai ukuran panjang 2 ketukan saja.

Contoh Mad Thobi’i adalah:

Khuruf-khuruf yang ditampilkan dengan warna merah  adalah contoh kasus untuk Mad Thobi’i.


Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila :
- huruf berbaris fathah bertemu dengan alif
- huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati
- huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati
Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.


2. Mad far’i
Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :
1) Mad Wajib Muttashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)

2) Mad Jaiz Munfashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda.
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).

3) Mad Aridh Lisukuun
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof (berhenti).
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).  Apabila tidak dibaca waqof, maka hukumnya kembali seperti mad thobi’i.

4) Mad Badal
Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad madal ini biasanya berupa tanda baris atau kasroh tegak .
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)

5) Mad ‘Iwad
Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain dan dibaca waqof.
Panjangnya 2 harokat (1 alif).

6) Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf yang bertasydid.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).

7) Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan huruf sukun atau mati.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
 Mad Lazim Harfi Musyba’
Mad ini terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada delapan, yaitu :

Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif)
9) Mad Lazim Mukhoffaf harfi (    )
Mad ini juga terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada lima, yaitu :
Panjangnya adalah 2 harokat.

10) Mad Layyin
Mad ini terjadi bila :
huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg juga mempunyai baris.
Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).
Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).

11) Mad Shilah
Mad ini terjadi pada huruh “ha” di akhir kata yang merupakan dhomir muzdakkar mufrod lilghoib (kata ganti orang ke-3 laki-laki).
Syarat yang harus ada dalam mad ini adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah “ha” dhomir harus berbaris hidup dan bukan mati/sukun.
Mad shilah terbagi 2, yaitu :
a) Mad Shilah Qashiroh
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini dilambangkan dengan baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf “ha” dhomir.
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).

b) Mad Shilah Thowilah
Terjadi bila setelah “ha” dhomir terdapat huruf hamzah.
Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 – 2,5  alif).

12) Mad Farqu
Terjadi bila mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dan untuk membedakan antara kalimat istifham (pertanyaan) dengan sebuutan/berita.
Panjangnya 6 harokat.

13) Mad Tamkin
Terjadi bila 2 buah huruf ya bertemu dalam satu kalimat, di mana ya pertama berbaris kasroh dan bertasydid dan ya kedua berbaris sukun/mati.
Panjangnya 2 – 6 harokat (1 – 3 alif).


This entry was posted on 22.42 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.