RSS
Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)

Jomblo IMUT



Meets Princess

Pagi itu sang mentari menghunjamkan jarum-jarum panasnya kepermukaan tanah yang masih basah, sang awan pun enggan menyapa. Begitu panas pagi itu serasa ada didalam oven yang sedang menyalah, gas-gas kenalpot motor dan mobil pun menambah sengsara bumi. Padahal masih pagi namun kota kecil kayak gini hampir sama ributnya dengan kota-kota besar.
“Ibarat jarum yang masuk kedalam jerami, didunia ini sangat sulit  untuk menemukan lyang namanya keajaiban, namun sangat mudah untuk menemukan hal aneh yang terus muncul selama waktu masih menulis semua kisah dengan tinta takdirnya. Sebuah pena yang menentukan kehidupan dengan coretan yang berbeda disetiap waktu. Namun bukan berarti keajaiban itu mustahil terjadi, dengan cinta mungkin keajaiban itu akan muncul.” Itu semua adalah kata-kata terakhir yang ditulis Dr. Firman Djoroningrat untuk kakekku, aku tidak pernah tahu apa maksud dari kalimat itu, namun setiap kali aku merasa putus asa ayahku pasti selalu mengatakan kata-kata itu. hingga usiaku yang beranjak dewasa, kata-kata itu masih tardengar jelas dalam ingatanku.
“Prak…prak….”
            “Hai, Jon. Tunggu !!!!!!” teriak seseorang yang tiba-tiba muncul dari arah belakangku. Aku langsung memalingkan muka kebelakang, Evan salah satu teman terbaikku tampak bahagia dengan potongan rambut lamanya, gaya tokoh utama sinetron cecet yang menjadi kegemarannya. “Hai, eh kamu Van ???” balasku sambil tersenyum. Hari itu adalah awal baruku untuk memulai tingkatan baru, masuk kesekolah menengah atas untuk melanjutkan hidup sebagaimana layaknya orang-orang seusiaku. “Jon, kamu mau masuk SMA mana ?” Tanya Evan. “Gue mau coba dulu SMA N 1, kalo kamu ?”, jawabku
“kalu ambo mau nya SMK 1 namun berhubung ambo tidak punya teman mau daftar kesana, ambo ikut kau saja, daftar SMA N 1, oke”ungkap Evan
            “Sinting kau, pake ambo-ambo, kamu memangnya orang mana, gila !”ungkapku sambil menatap Evan dengan tatapan syatan.
            “Ooooo”ungkap Evan sambil menampar ku.,,,,prak,,,
            “Aw,,aw,aaw,,aw,aw, sakit “teriak ku
            “Lebayyyy !!!”
            Pagi itu seperti biasa canda dan tawa hadir dalam hidupku, aku dan Evan yang tampak kurang bersemangat dan kurang pede dengan penampilan melangkah maju untuk mendaftarkan diri ke SMA N 1 Bengkulu Selatan. Evan yang berjalan disampingku sesekali merapikan rambutnya dan mengedipkan matanya. Saat sampai didepan SMA aku malah merasakan keanehan pada diri Evan, Evan yang biasanya jelalatan lihat cewek malah bengong kesambet, tidak tahu kesambet apa, tapi hal inilah yang membuatku perpikiran untuk melakukan hal yang aneh.  “Busettt !!!, penuh banget, ada pembagian sembako ya ? uncapku sambil menarik paksa. “Eh, tunggu, ada apa nih ?” Tanya Evan yang baru sadar dari bengongnya
            “Ada pembagian sembako tuh “ungkapku
            “Oh, gitu “, “Apa sembako” Evan yang mendengar perkataanku langsung melepaskan diri dari genggamanku dan bergegas berlari menuju tempat yang aku tunjuk sebagai tempat pembagian sembako. Evan yang nekat, langsung aja menjebol benteng barisan alias orang-orang yang berkerumbunan. , “HA,,,HA,,,HA,,” Setelah beberapa lama aku menunggu sambil ditemanin sebotol teh gelas yang segar, Evan muncul dari balik kerumunan sambil membawa 2 lembar kertas, Evan keluar dengan wajah hitam yang dipenuhi dengan cucuran keringat. “Bagaimana Van, dapat gak ?, pasti kamu gagal, makannya dari tadi,,,”belum sempat melanjutkan kata-kataku sebuah benda yang diduga adalah tangan seseorang mendarat dimuka ku yang hitam.,,,PRAK,,,
            “AW,,aw,,,aw, sakit “teriakku dengan nada lembut
            “Kurang ajar kamu Jon, tuh bukan pembagian sembako tapi pembelian formulir pendaftaran, mana mungkin hari gini dan disini ada pembagian sembako, mustahil”ungkap Evan dengan nada marah.
            “Oh gitu”ucapku sambil bengong, “kalo kamu tau kok kamu masih percaya kata-kata gue”ujarku sambil tertawa terkikik-kikik.
            “Oooo, Joni !!!!”teriak Evan marah
            “Evan !!!”balasku tidak kalah kerasnya
            Evan cuma mangut kehabisan kata. Hal hasil ide anehku berjalan sukses, tanpa susah payah ngantri panas-panas, formulir pendaftaran aku dapatkan secara gratis. Saat tamat smp tidak terpikirkan olehku untuk melanjutkan sekolah ke sekolah menengah atas negeri, hal ini dikarenakan keadaan ekonomi keluargaku yang tidak memungkinkan untuk hal itu, aku lebih memilih agar adik-adik ku saja yang melanjutkan sekolahnya hingga keperguruan tinggi, namun ayahku bersih keras agar aku dan adik-adikku semuanya bisa sekolah. SMA Negeri 1 BS ini termasuk sekolah yang populer, biaya sekolahnya juga besar, ini memang menjadi beban bagi keluargaku, tapi ini semua sudah menjadi keinginan kedua orang tuaku, agar aku mendapatkan pendidikan yang bagus. Sekolah ini memang benar-benar jauh berbeda dari sekolah SMPku yang ada didekat rumah, udara laksana bunga semerpak yang hujan dan membawa ribuan kenyamanan yang harum dan indah, wangi yang mengundang dan menusuk seakan mengikuti langkahku disana. Setiap orang terutama wanita yang ada disana berpakaian sangat rapih, bahkan penampilan mereka sudah menggambarkan siapa sebenarnya mereka, keluarga yang terpandang jelasnya. “Van lho kenapa ? kok kelihatan cemas, oh pasti lagi dapet ya” ucapku iseng, mencari-cari kegiatan. Evan hanya diam membisu seperti batu. Nampaknya penyakit lamanya lagi kambuh, maklum suka melamun.
            Tiba-tiba, suasana yang ada disekelilingku menjadi sunyi. Mataku hanya tertuju melihat ke satu arah. Klik, entah apa yang terjadi dengan kepalaku, aku merasa ada sebuah benda asing yang menghantam tepat diatas lambung dibawah diafrakma, tepat benda itu telah merasuk dan menyebarkan virus-virus yang luar biasa dihatiku. Jantungku seakan bernyayi, berdetak keras mengikuti perintah virus itu. Mataku hanya  terpaku kesatu arah, terpanah melihat seorang cewek manis yang datang mendekatiku.”Waw cantik banget tu cewek, manis lagi senyumnya”ucapku kepada Evan sambil terus memandang cewek itu. Tidak ada sautan dari Evan, tanpa sepengetahuanku Evan udah menghilang seperti jelangkung datang tak dijemput pulang tak diantar. Aku tidak peduli sama Evan, karena sekarang ada yang lebih penting dari yang namanya Evan. Mau hilang atau tidak balik lagi juga tidak apa-apa. Cewek itu semakin mendekatiku, aku jadi cemas, keringat dingin bercucuran keluar membasahi wajahku yang imut (Itam Muntlak). Cewek itu tiba-tiba berhenti didepan papan pengumuman.”yah, gue kirain mau kesini”ucapku kesal. aku langsung berdiri. “Jika dia tak datang tak salah jika aku yang menyapa”ucapku dalam hati. Klik, ide gila seakan datang menyapaku. Memang taruhannya harga diri, tapi entah apa yang mendorongku. Demi mengetahui namanya, aku nekat.” EGP pada dunia, malaikatku aku datang”.
            “Evan, Evan !!!! where are you going ?”teriakku tanpa menghiraukan orang yang ada di sekelilingku, saat itu entah apa yang sedang aku pikirkan. Hanya hal aneh ini yang terpikirkan olehku, yah,,,yah,,, beginilah mungkin yang dikatakan jatuh cinta.
            “Hai, kamu cari siapa ?”Tanya seseorang kepadaku dengan nada lembut. Saat aku menoleh kearah asal suara itu. tiba-tiba, aku langsung memalingkan wajah.
            “Ada apa, kok kamu memalingkan muka, apa ada yang salah dengan wajahku ?”ungkap cewek itu.
            “Bukan gitu, gue, maksukku  aku cuma cemas aja, soalnya baru kali ini aku bicara sama cewek yang cantik dan manis kayak kamu”ucapku sambil menatap wajah cewek itu. Beginilah lelaki, kerjanya selalu gombal.
            “Oh gitu, makasih ya. M, kamu tadi cari yang namanya Evan kan ?”Tanya cewek itu
            “Iya, kok tau?”tanyaku sambil tersenyum “jangan-jangan kamu dari tadi ngikuti aku ya ?” ucapku dengan PD.
            “Bukan,, bu,,bukan kok. Tadi kan kamu teriak manggil-manggil nama Evan, apa lupa?”
            “Oh iya, hehehe. Memangnya kamu liat, Evan “
            “Evan itu,? Dia tadi duduk disampingmu kan ?”
            “Iya, benar.”ucapku sambil menggaruk rambutku yang kriting
            “Kalo tidak salah lihat, dia tadi keluar gerbang, mungkin pulang”
            “Oh, gitu. M nama kamu widiya kan ?”tanyaku asal
            “Bukan, nama saya Aulia anggarani, panggil aja Aulia atau Rani juga boleh”ucap cewek itu dengan senyum yang manis.
            “Oh, gitu. Aku Joni Mastinus, panggil aja Joni.”


∞∞∞∞∞∞∞∞

           
            Pada hari pertama aku masuk sekolah, aku merasa sangat bahagia. Ternyata aku sekelas dengan Aulia, hehehe hidupku kini lebih berwarna. “hai, Jon. Kamu lagi apa ?” Tanya seorang wanita kepadaku. “ Eh, tidak. Oh kamu Aulia , aku tidak sedang lagi apa-apa. Memangnya ada apa ?” Tanyaku sambil duduk mendekati Aulia.
 “tidak kok aku cuma mau tanya aja. Kamu lagi mikirin apa ?” tanya Aulia sambil menatapku.
“oh tidak, aku cuma mikirin kamu aja “ Jawabku asal.
“aku ? memangnya ada apa dengan ku?”.
 Joni membusungkan dada”kamu tambah cantik “.
“Oh,gitu,,,. M, maksud mu ?” Aulia bingung.
“bukan apa-apa “ aku berdiri dan pargi meninggalkan Aulia didalam kelas. “ aku kebelakang dulu ya”
            “Aneh “ucap Aulia
Pagi itu seperti pagi-pagi biasanya, aku berusaha memfokuskan diriku untuk menuntut ilmu, walau aku akui memang sekali-kali mati ini tidak bisa mengungkiri ternyata Aulia cantik juga. Eh  maksudnya tidak terlalu fokus 100%.
            Sepulang sekolah, aku duduk santai didepan rumah sambil ditemani segelas teh hangat, tiba-tiba aku teringat pada sesuatu. Aku bergegas pergi kekamarku dan mengambil sebuah surat yang ada didalam tasku, entah siapa yang mengirimkan surat itu padaku, ini menjadi misteri bagiku “mungkin fansku”.  Pada saat aku buka surat itu ada sesuatu yang menganjal dihatiku, perasaan tidak enak datang mendekatiku. Mataku tak berkutik saat membuka surat bersampul hitam itu, aku menarik napas saat membuka lipatan surat itu, dan………………..,”mana tulisannya ????” tanyaku ???????.” apa-apaan ini. Kubalik berulang-ulang dan kuterawang kertas itu namun tidak tampak satu tulisan pun yang tertulis diatasnya. Saat ku periksa lebih teliti ada warna merah yang mengundang perhatianku “ kok ada cat,,,, Eh,,, ini darah kan ???” tanyaku dalam hati. “Bukan ,,ini bukan darah, paling ada orang iseng”. “Ah,,, aku jadi bingung, namun dari pada menjadi pikiran lebih baik dibuang sajalah” pikirku. Surat itu langsung kubuang ketempat sampah yang ada didepanku, seketika tanpa kusadari masih ada selembar lagi kertas yang ada didalam amplok hitam itu. Aku bergegas mengambilnya, namun angin kencang menerbangkan surat itu sebelum sampai ketempat sampah. Aku yang masih penasaran, tanpa pikir panjang lagi langsung mengejar surat yang terbawa angin itu. Surat itu terbawa angin hingga melewati pohon-pohon yang tumbuh lebat didekat rumahku, aku terus mengejar surat itu. Tanpa kusadari kakiku telah terhenti disebuah rumah tua yang kotor.” Ini kan dibawah jembatan, perasaanku tidak ada satupun rumah dibawah jembatan, aneh”ungkapku dalam hati. Angin tiba-tiba berhenti berhembus, surat itu berhenti tepat didepan pintu rumah tua yang ada dibawah jembatan. “aw,aw,, Brrrr.” Aku sangat merasa takut, bulu kudukku seakan ikut merasakan hawa-hawa aneh yang muncul dibalik pintu. Aku bergegas mengambil surat itu, “Jon !!!” terdengar suara orang memanggilku dari arah dalam. Rasa takutku makin menjadi-jadi, “Irvan !!!!” teriakku pada sesosok bayangan yang muncul disamping rumah tua. Aku merasa legah, rasa takutku semakin berkurang. “Hai Van, apa yang kamu lakukan disini, oh ini rumahmu ya ?”tanyaku padanya. Irvan hanya diam sambil menatapkan dengan kedua matanya kearahku. “vis,,, aku Cuma bercanda doang.” Dia hanya tersenyum, dan pergi meninggalkanku sendiri.     “tunggu Van !!!” teriakku takut. Tanpa menunda-nunda lagi aku langsung berlari pergi meninggalkan rumah tua yang menakutkan itu.
Hari-hari aneh belum berakhir, sejak aku menyapa Irvan dirumah tua dekat jempatan SMA Karya. Entah apa yang terjadi, seakan ada seseorang yang sedang mengawasi gerak-gerik ku. Setelah beberapa minggu aku mulai terbiasa dengan kejadian-kejadian aneh seperti bayangan hitam yang selalu muncul dan tulisan aneh yang tiba-tiba selalu ada dimejaku, seperti ada yang ingin memberitahuku, entah apa itu. Sekarang aku mulai terbiasa, aku tidak terlalu memperdulikannya. Beberapa hari ini hujan selalu turun, mungkin akan berlangsung beberapa minggu, Mungkin sudah musim hujan. Setiap pagi selalu saja hujan deras turun membasahi jalanan. Awan  hitam seakan tertawa bahagia melihat banyak orang kesusahan karnanya. “sial “ ucapku kesal. Setelah beberapa menit. Hujan pun belum berhenti. Aku terpaksa nekat membawa motorku di tengah hujan deras. “dingin” itu yang terasa. Jam tangan ku sudah menunjukkan pukul 7 lewat. Aku panik dan memaksakan diri untuk malaju kencang menghantam angin deras yang bergoyang. “Trittttt,, awas  !!!!! ahh “ entah apa yang terjadi. Saat aku tersadar sebuah truk melah melaluiku begitu saja. “apa aku masih tidur, mimipikah ???” tanyaku bingung. Jam ditangan ku masih berputar. “ah aku bisa terlambat” tanpa pikir panjang aku langsung menyalahkan lagi motorku dan langsung melanjutkan pergi kesekolah. “Untung aku pakai jas hujan, tidak basah”ucapku bangga sendiri sambil berjalan menuju kelas. Pagi itu masih sangat sepi, padahal jam dinding yang tergantung didepan kelas sudah menunjukkan pukul 7.15. Seperti biasa sebelum jam pelajaran dimulai, aku selalu memeriksa laci mejaku dan menulis hal aneh yang telah terjadi, hampir semua kejadian aneh yang terjadi selalu aku tulis. “plak “ suara langkah kaki mendekat. Perasaanku berubah, entah ada sesuatu yang salah dengan langkah itu. Lelaki itu !!!, lelaki misterius itu datang. Aku tidak terlalu mengenalnya, tapi yang jelas namanya Irvan. Aku sangat membencinya, aku juga tidak tau apa yang menyebabkan aku sangat membencinya. Dia mendekat, semakin mendekat. Aku berusaha tidak menghiraukannya, keringat dingin seakan menggambarkan perasaan cemasku. Dia berhenti disampingku ”Apa kau sudah makan,, sayang ???” kata-kata memuakkan itu muncul dari mulutnya. “Owek, kau masih waraskan !!!”teriakku tidak suka dengan perkataannya. Dia tidak memperdulikan perkataanku “Aku sangat lapar, bagaimana denganmu ??, apa kau suka darah ??” dia mengatakan itu dan pergi meninggalkanku. Saat dia mengatakan kalimat itu, aku merasa ada hasrat yang tidak enak. Tiba-tiba hujan berhenti. “Ah, apa tidak ada hal yang lebih gila dari ini”tanyaku kepada diriku sendiri.
“Hai, rajinnya !!!”sapa seorang wanita yang datang mendekatiku.
            “Hai !!”balasku terkejut, aku langsung menyembunyikan kertas yang sedang aku tulis.
            “Lagi apa ?”tanyanya lagi.
            “Bukan apa-apa”balasku, aku tidak tau siapa yang sedang menapaku, saat aku mau menoleh kearah wanita itu, ternyata dia sudah pergi.
            Saat pulang sekolah tampak Aulia sedang menunggu seseorang.”Brem,,,brem,,,”suara motor seakan memenuhi gerbang sekolah, motor satu persatu melaju keluar menuju gerbang sekolah. Hari ini perasaanku kurang baik, aku hanya ingin sendiri. Aku diam berusaha tanpa memperdulikan semua yang ada,  bagiku semuanya sunyi.”Hai tunggu Jon !!” panggil Aulia sambil mendekatiku. “Sial !!!, huhh”ucapku dalam hati. Aku hanya diam. Berrrrrr, bulu kudukku merinding, ada sentuhan hangat yang menempel dipundakku. Saat aku membalingkan muka”Astafiruallah” teriakku pelan sambil tersenyum. “Joni !!” teriak Aulia. “Aulia ??. oh, ada apa ?”balasku, “maaf ya, bukan maksudku untuk berkata begitu, OKe, juskiding ja.”ucapku sambil meminggirkan motor.
            “Tidak apa-apa kok,,,. Jon kenapa sih setiap ada wanita yang mendekatimu kamu pasti menghindar ???, jangan-jangan !!!” ucap Aulia sambil tersenyum manis.
            “Maksudnya ??? jangan berpikir macam-macam, hari ini aku cuma mau sendiri aja.”balasku.
            “OH, gitu.. MMM, boleh nebeng tidak ???”tanyanya dengan nada manis.“Tidak boleh”balasku
            “pelit !!!”ucapnya
            “Ahhh, dasar wanita”gumamku dalam hati, aku selalu begini, tidak bisa sekali saja menolak permintaannya.”Ayo, cepat naik !!” ucapku sambil menghidupkan kembali Motor. “Dag-dig-dug”, lagi-lagi perasaan itu terjadi kembali.”trettttt, mau mati ya “ teriak sopir yang mengendarai sebuah trek merah. Lagi-lagi aku seperti melihat sesuatu, penglihatanku kurang jelas, sakit, mataku sakit.”Jon, Joni, kamu tidak apa-apakan ?makannya jangan suka bengong sambil mengendarain motor ya !!!, hampir saja “ungkap Aulia sambil memukul pundakku.
            “Maaf, aku alergi kalo dipegang pinggang sama wanita”ungkapku
            “Oh, alergi  ya ???jadi begitu ya ???”ucapnya lagi sambil tertawa.
            “jangan berpikir yang aneh-aneh, dasar bangau jelek” balasku.
            “Bangau jelek??, enak saja dasar cumi asap”balas Aulia dengan nada kasar. Aku langsung berhenti mendadak”Ahh,,, aduh !!!”teriak Aulia terkejut. Aku langsung menoleh kearahnya”cumi asap, memangnya mirip apa ????”
            “Dasar, jadi kamu berhenti Cuma mau nanyain itu.?”tanyanya sambil menatap tajam.
            “Yap, memangnya kenapa?” tanyaku lagi
            “Dasar jelek, mau tau kenapa ?? nanti kalo udah pulang, ngaca aja dikaca, mukamu itu tidak jauh sama cumi yang diasapin, “ucapnya
            “Oh, gitu. Aku memang hitam, tapi jangan samakan aku sama cumi.”ungkapku
            “memangnya kenapa ???? marah ??. lalu kenapa kamu manggil aku bangau ???apa aku mirip sama bangau???” tanyanya dengan nada marah. Aku hanya diam dan langsung memasukkan gigi kembali, dan melanjutkan perjalanan pulang. “kenapa ???, mau menghindar ya. Ayo jawab dulu donk” ujarnya terus.”hahaha, Aulia,,Aulia,” ucapku.
            “Ada apa ?? Kok kamu ketawa ?”tanyanya bingung
            “Tidak kok, tapi kalo diperhatikan, kalo kamu marah cantik juga ya”ucapku sambil tersenyum. Sejak mendengar itu dia jadi diam, aku juga tidak tahu kenapa. Saat sampai didepan rumahnya aku mengerem mendadak lagi, “Aw, kenapa sih selalu berhenti mendadak, mau cari kesempatan ya !!!”ucap Aulia dengan wajah cemberut. Aku diam sambil menatapnya. “Ada apa sih ?”tanyanya. “Kau cantik ya kalo sedang marah” ungkapku. “Oh ya ???, kamu aneh”ungkap Aulia sambil turun dari motor. Dia malah marah, aku langsung menggapai tangannya“Aku suka bangau “ kata-kata itu keluar dari mulutku begitu saja. “Maksudnya ??”. Tanyanya bingung.
            “tadi kan kau bertanya kenapa aku memanggilmu bangau”jawabku
            “Oooh….” Dia hanya diam. Aku tersenyum kepadanya.”Maaf, aku mau masuk”ucapnya.
            “Masuk saja, aku pulang ya.”ungkapku
            “Maaf, tapi tang,,,,tanganku”ujarnya
            “Oh, iya maaf, aku pulang ya”ucapku sambil melepaskan tangannya.
            “Terima kasih ya”Ungkapnya lagi sambil tersenyum
            “iya. Tidak masalah. Aku pulang ya”
            “Iya, hati-hati”ucapnya. ,”Aku pulang ya”
            “Iya sana pulang,M,,M,,M kapan pulangnya sih.”ungkapnya sambil mendorongku.
            “Dah” belum sempat Aulia membuka pintu rumah”Aku pulang ya”ucapku lagi
            “Dasar cumi asap, sana pulang !!!”teriak Aulia sambil tersenyum.












Falling in love VS broken heart

            “Brem”,,,,”Brem”, suara motor terdengar sangat keras.”Cari mati ya ??!!”. “Ahhk !!, ah,,ah,,ah”Ternyata Cuma mimpi. Hampir setiap malam aku selalu memimpikan kejadian yang aneh itu, “Mobil bisa menembusku ???”.  tapi setiap aku bangun dari mimpiku selalu saja ada kecelakaan yang terjadi. Mulai dari bus masuk jurang, mobil ambulan tabrakkan, trek hantam rumah sakit, ya pokoknya kejadian-kejadian itu ada saja keganjilannya.
            Seperti pagi-pagi biasanya, aku berangkat kesekolah sekitar jam 7 kurang, memang berat rasanya melangkahkan kaki kesekolah sedangkan pikiranku masih terbayang kejadian aneh yang akhir-akhir ini terjadi. Klik perasaanku tiba-tiba menjadi berbunga-bunga, pikiranku seakan kembali refresh, segar seperti baru.  “Hai bangau lagi apa ?”tanyaku kepada Aulia yang dari pagi sudah duduk manis sambil membaca buku. “Bukan apa-apa “jawabnya dengan nada sedikit menyindir.
            “Tumben hari ini kamu kelihatan sangat cantik”gombalku dengan PD sambil duduk disampingnya.
            “Oh gitu, makasih ya”ucapnya sambil menutupi mukanya dengan buku, dia seolah-olah sedang menghindar dariku.
            “Wah, ini bunga mawar dari siapa ?”tanyaku sabil memegang sebuah mawar yang terletak didekat Aulia.
            “Mungkin Fans beratku”jawabnya dengan PD.
            “Ada apa sih, kok pagi-pagi udah merah,,, Eh maksudku marah ??”tanyaku iseng
            “Apa kau tau siapa yang mengirimkan bunga mawar ini ?”tanya Aulia kepadaku
            “Memangnya siapa ?”
            “Irvan, kurasa dia”jawabnya
            “Apa Irvan ?? mana mungkin.,hehehe. Lucu jangan bohong deh. Ini pasti buat aku kan”ucapku sambil tertawa
            “Tidak kok, dia tadi langsung memberikannya kepadaku.”ucap Aulia sambil melepaskan buku yang ada didepannya.
            “Lalu maksudmu apa, bilang hal ini kepadaku ??”
            “Ah,, apa kau tidak mengerti ??”
            “oh, jadi kamu suka sama Irvan ???”ucapku. Aulia langsung menatapku, pipinya langsug dikembungkan.
            “Ada apa sih ??” aku jadi bingung dengan sikapnya pagi itu. Sejak kejadian itu. Aulia mendadak menjauhiku. Yang anehnya tiba-tiba dia dekat sama Irvan. Ini Not Possible, mana mungkin. Benarkan, kejadian aneh ini pasti akan berlanjut, “APA INI KUTUKAN ??
           
            Sepulang sekolah aku duduk ditempat biasaku, dipinggir jembatan yang selalu dilalui kendaraan. Bagiku tempat itu adalah tempat membuang semua beban, asap kenalpot ibarat rantai yang masuk kehidung yang memacu nafsu, sehingga otomatis kita akan marah kepada kendaraan yang melaju dan mengeluarkan kenalpot setannya dan secara tidak sadar semua masalah akan hilang secara sendirinya. Buktikan !!!. Pirasatku saat itu tiba-tiba tidak enak, entah apa yang akan terjadi. Yang terbayang dipikiranku Cuma air comberan yang mengingatkanku pada seseorang. “Hai Jon !!!, lagi apa ?,kok melamun”tanya Evan yang tiba-tiba datang dan mendekatiku. “sedang ada masalah ya ??”tanyanya lagi. “masa hari libur Cuma liahatin sungai diatas jembatan kayak gini, kita jalan-jalan yuk !!!” ajaknya sambil memelukku. Ini, ini dia penyakit berjalan.
            “NAJIS !!!!, jangan pakai acara peluk-peluk tau” teriakku sambil berdiri dan melepaskan pelukan Evan. Penyakitnya kambuh lagi kalo tidak melamun pasti godain Cowok.
            “Bercanda aja, memangnya ada apa sih ??”tanyanya lagi
            “Bukan apa-apa”
            “Cerita aja Jon”
            “Kamu tau gak kenapa Aulia dekat sama Irvan ?”tanyaku. aku menarik napas dan kembali duduk dipinggir jembatan.
            “Uh, jadi kau cemburu ya ??. tenang saja Irvan juga ga terlalu peduli nampaknya. Sikapnya aja sama sekali tidak terpengaruh. Masih misterius dan cold.”Ucap Evan sambil duduk disampingku.
            “Oh gitu, tapi tumben kamu pinter”
            “Ya iyalah, kalo urusan cinta serahkan pada ambo” penyakit gilanya kambul lagi nih, rambutnya yang rapi ditegakkan, kera bajunya dilipat dan yang paling kubenci kata-katanya sok romantic padahal dia gak pernah tau rasanya jatuh cinta.
            “Apa kamu suka sama Aulia Jon ?” tanyanya lagi.
            “tidak kok, aku Cuma kawatir saja. Menurutku Irvan itu bukan orang baik.”
            “Oh, begitu” Evan mulai bertingkah aneh, gayanya udah kayak polisi cari bukti.”jadi menurutmu begitu, sukurlah kalo kamu tidak suka sama Aulia”ungkapnya
            “memangnya kenapa ??, jangan-jangan kamu suka sama Aulia ya ?” tanyaku agak kawatir.
            “tidak bukan sama Aulia tapi sama kamu “mendengar kata-kata Evan semua makanan yang hampir terurai di lambungku mulai bereaksi, semaunya kembali dari arah datangnya”Weeaakk, najis !!!”
            “Sebenarnya kalo kamu suka sama Aulia, cerita yang sedang aku tulis kurang sesuai.”
            “Serius ???”
            “Tidak “
            “Evan !!!”teriakku
Evan memang sedikit kurang waras. Gayanya aja sok mau bantu tapi akhir-akhirnya dia yang malah Curhat. Begitulah Evan, walaupun begitu dia adalah teman seperjuangan yang setia sehidup semati, sedih dan senang, aku yang selalu senang dia yang selalu sedih.

            “Joni !!!!, Joni !!!!. Assalamualaikum !!!”
            “Maaf dirumah tidak ada orang. “terdengar sapaan dari dalam rumah
            “Oh gitu, kalo begitu bilang sama Joni aku sayang sama dia”teriak Evan dari depan rumah
            “NAJIS KAU Van !!!”teriak seseorang dari dalam
            “Itu Joni kan ????. cepa buka pintunya !!”
            “Dasar gila kau !!!, malam-malam datang tidak diundang”ucapku sambil membukakan pintu.
            “Tenang aku gak kan pulang kok, jadi tidak perluh diantar. Oke”
            “Ayo masuk !!!, ada perluh apa ??”tanyaku
            “Besok pagi nebeng ya ???”pintanya sambil berdiri didepanku
            “jangan pasang muka cewek deh,,, iya boleh aja. “jawabku
            “udah kok Cuma itu aja. Dah aku pulang ya”ucapnya sambil pergi meninggalkan ku
            “Kurang ajar. Sialan kau Van, datang Cuma bilang itu aja.”teriakku. belum sempat aku menutup pintu dia nongol lagi. “Malam sayang !!!” teriaknya tak kalah keras dari suaraku.
            “NAJIS !!!!”


            Disekolah, saat jam istirahat, aku langsung bergegas menuju kantin, rasa lapar yang menggerogoti lambungku sungguh tidak tertahankan, setiap pagi aku selalu membersihkan kandang kambing Pak Hj.Kodir sebelum berangkat kesekolah. Itu semua aku lakukan untuk membantu meringankan beban keluargaku, memang tidak seberapa. “Hai Jon kok bengong ???. sori ya tadi dimotor aku buang angin.”ucap Evan sambil duduk disampingku yang sedang makan. “Pergi sana !!!, sekarang jam istirahat. Please jangan ganggu aku tau !!”teriakku dengan mulut penuh nasi.”ada apa denganmu Van, kok selalu senyum,???, biasanya kalo kamu gila gak pernah senyum sendirian ??”tanyaku sambil menyedod segelas es cendol.
            “Aku tadi melihat malaikat, cantik banget”ungkapnya
            “serius lho ??, perasaanku gak ada yang terlalu cantik diSMA ini. “
            “Nampaknya sih dia murid baru Jon”
            “Oh gitu.”
            “Jon mau gak kau bantu aku biar dekat sama dia ?”pintanya sambil mengambil sepotong tempe goring dari piringku.
            “Eh. Apa untungnya ?”tanyaku
            “Tenang nanti aku bantu kamu PDKT sama Aulia, bagaimana ??”
            “Apa ???, enak saja. No no no”
            “Oh, Bagaimana kalo aku bantu kamu menjauhkan Aulia dari Irvan ??”tanyanya lagi sambil mengambil sepotong tahu isi di piringku.
            “Oke aku setuju”jawabku sambil berdiri.”aku ke WC dulu ya ??”
            “Baiklah, aku ikut yah ??”
            “NAJIS !!!!”
            “Lama banget sih, Bu sudah jam berapa nih ?”tanya Evan sama Ibu kantin.
            “udah mau masuk tuh”jawabnya.
            “Oh gitu, “ucap Evan sambil berdiri, belum sempat dia melangkah”Eh mau kemana ??, bayar dulu dong !!!”teriak Ibu kantin.
            “Apa ?, tapi kan saya gak makan “
            “Tadi itu apa, makan kan ?”ucap Ibu kantin sambil menatap tajam Evan.
            “Tapi…tapi..tapikan ..”
            “CEpat bayar !!!”teriak Ibu kantin



            Sepulang sekolah aku menunggu Aulia, tidak ku sangka dia lebih memilih pulang bersama Irvan. “Aulia tunggu !!!, kamu pulang sama siapa ???” tanyaku
            “Sama Irvan, memangnya kenapa ??” balasnya dengan membuang muka. Aneh, sial kurang ajar !!!!.
            “HAi jon, nebeng yo ??, ayo jalan, jangan melongok aja”ucap Evan secara tiba-tiba dan langsung duduk santai diatas motorku.
            “Aduh,,, “
            “Tenang nanti aku bantu”ucap Evan dengan santai sambil meninggalkanku.
            “Mau kemana Van ???,”
            “Katanya mau bantuan “
            “Mau pulang tidak, cepat Van jangan stress disini !!”

Aku benar-benar habis piker kenapa Aulia jadi tambah dekat sama Irvan, kenapa ??, kenapa ??, ah selalu begini tidak ada yang benar dengan hidupku ini. Aku benar-benar dibuat pusing bukan saja dengan hukuman yang  datang secara tiba-tiba tanpa sebab kepadaku, tapi Aulia, kenapa bisa ??


∞∞∞∞∞∞∞∞


           
“JONI MARTINUS !!!!!!” triak seseorang padaku, dari tengah-tengah keramaian kelas
“prak,,,, what ????? “ ucapku kaget, aku yang duduk dengan santai ditempat dudukku lantas terjatuh, “BU Maria !!” ucapku dalam hati….
`” Ada apa BU ???”tanyaku bingung, tampak Ibu Maria sedang marah, mukanya yang tidak terlalu cantik berubah jadi kacaw,
“JONI cepat menghadap Ibu diruang guru” perintah Ibu Maria
`I,,,,iy,,,,,,,iya,,,iya ,,,,Bu “ seketika suasana kelas yang rimut menjadi hening dan sepi, semua orang terpaku dan kaget dengan teriakan Ibu Maria, nampaknya akan ada sesuatu yang buruk akan terjadi padaku. Hal selalu terjadi saat ku langkahkan kakiku menuju ruangan guru, dari langit yang cerah tiba-tiba mendung, muncul kucing tiba-tiba dihadapanku, ruangan yang selalu ramai tiba-tiba sepi, dan aku serasa selalu diikuti seseorang, namun saat aku memalingkan mata kebelakang, tak tampak sebatang hidung pun ada. Saat aku kembali melangkah tiba-tiba suara aneh terdengar seakan memanggilku. “ Joni,,,Joni,,,,”. Aku berusaha tidak menghirawkannya. “argkk,,, kok banyak debu ???”ucapku. debu bermunculan dari ruang kelas yang kosong. Saat aku melewati kelas itu, lagi-lagi “Joni,,Joni,,,”. “aduh sial banget, ada apa sih ini ???”tanyaku dalam hati. Aku berusaha memberanikan diri masuk ruang kelas yang kosong itu, mencari sumber suara yang memanggilku, kuterobos debu yang masih bertiup seakan membentengi tubuhku. Tiba-tiba muncul bayangan hitam yang semakin mendekatiku. “Ibu Ros !!!” ucapku terkejut. “aduh nak Joni, tadi dipanggil Ibu Maria. Cepat sana !!!, jangan disini banyak debu, ibu lagi beres-beres” ucap Ibu Ros yang bekerja sebagai tukang bersih-bersih. “hehehehe” aku sangat lega.
Namun perasaan lega belum sepenuhnya hadir dihatiku, saat kakiku melangkah masuk keruang guru, perasaan takut lagi-lagi datang. “Joni cepat duduk “teriak Ibu Maria yang sudah menungguku dengan sabar. “Iy,,,iya BU “,
“Begini, Jon, akhir-akhir ini ada sesuatu yang berbeda telah terjadi pada padamu, betulkan ???”Tanya Ibu Maria sambil berdiri dan menepuk pundakku.
“Iya Bu “ jawabku dengan gemetar
“Ibu bangga sekali pada mu Jon,,Ini “ungkap Ibu Maria padaku. Aku sangat bingung denag perkataannya. Sebuah amplok merah diberikan kepadaku. Saat aku buka”Eh, kok bias ???” tanyaku tidak percaya.
“Itu semua usahamu Jon, selamat yah,,,, akhirnya tulisanmu mendapat penghargaan dari pemerintah”ucap Ibu Maria
“Tapi,,,tapi kan,,, yang benar saja,,, Novel buatanku gak bakal sebagus itu kan Bu ????”tanyaku tidak percaya.
“Ini, ada hadiah dari Ibu. Minggu depan kan ada pasar malam. Ini Ibu punya tiket buat nonton bioskop bersama 3 orang temanmu” Ibu Maria tersenyum sambil memberikanku 4 lembar tiket bioskop.
“Tapi Bu,,,, “. “tapi Apa ????” Tanya Bu Maria
“Terimaksih Bu,,,,” ucapku sambil mengambil 4 lembar tiket itu. Aku bergegas keluar dari ruang guru. “Hore!!!” teriakku. Saat aku melihat 4 lembar tiket itu yang terpikirkan olehku hanya Aulia.
 Tepat pukul 3 sore aku berdiri menunggu Aulia didepan pagar rumahnya, detik berlalu, menit berlalu dan 1 jam pun telah berlalu. “Tit,,,,Tittt” bunyi kelason mobil mewar dari arah belakangku, aku yang sedang menunggu seperti patung dengan napas yang tidak karuan terkejut dan hampir menuangkan semua kemarahan kepada orang yang mengendarai mobil itu. Namun saat aku hampir mendekati mobil itu, dan jari tangan telah memegang kuat kepalan amarah tampak didalam mobil aku lihat Aulia bersama Irvan. Entah apa yang aku rasakan, perasaan kecewa dan cemburu telah meluas didalam hatiku, hari itu aku hanya diam dirumah, 4 tiket yang kudapatkan kini tidak lagi berarti, semua terbuang sia-sia.

      





LELAKI ITU !!!!

            Setelah beberapa bulan bayang hitam yang terus menghantuiku semakin kelihatan jelas siapa yang bersembunyi dibalik bayang hitam itu, tetapi semua kejadian aneh yang terjadi masih merupakan tanda tanya besar, apa yang sebenarnya terjadi ??.
            “Hai boleh nebeng lagi tidak ?”tanya Aulia yang datang mendekatiku. Aku hanya diam sambil melakukan hal biasa yang kulakukan untuk mengisi pagiku disekolah. “maksudku  bolehkan cumi asap ?”tanyanya lagi sambil duduk disebelahku. Aku kaget, aku langsung menyembunyikan selembar kertas yang sedang aku tulis.
            “Boleh tanya tidak ?”ucapnya lagi
            “Tanya apa ?” tanyaku sambil duduk menghadapnya
            “Apasih yang sedang kamu tulis ?, maksudku apasih isi kertas yang kamu tulis setiap pagi ?”tanyanya
            “Bukan apa-apa kok”ungkapku sambil tersenyum. Dia selalu bertanya tentang semua masalah yang sedang aku hadapi, tapi aku lebih memilih menyembunyikan semuanya. Setiap dia bertanya tentang masalahku aku selalu menghindar, mecari alasan agar dia tak ingin mengetahui semua masalahku.
Awas !!!, ahhhh. Tidak !!!!!” teriakku. Trek merah itu lagi-lagi melaluiku begitu saja. “apa yang sebenarnya terjadi. Saat aku terbangun aku sudah berada didepan rumah tua yang ada didekat jembatan SMA karya. “kenapa aku ada disini ?”. pintu rumah itu terbuka, tangan, kakiku bahkan tubuhku bergerek sendiri. Aku mendekati masuk kerumah tua yang kotor itu. Aku memaksa tubuhku mencoba melawan gerak langkah yang seakan mengontrol jiwaku. Saat aku masuk, tubuhku bisa aku control lagi”alhamdullilah”. “prak” pintu itu tertutup dengan sangat kencang. Aku sangat takut , pintunya tiba-tiba saja terkunci. Aku sangat cemas, “apa yang sebenarnya terjadi ?”. bayangan hitam datang mendekatiku. Bayangan hitam itu ?, bayangan yang selalu mengikutiku. “kau siapa sebenarnya ?” tanyaku kepada sosok hitam itu
            “Sudah saatnya “ucapnya
            “maksudmu ???, maksudmu apa ??” tanyaku lagi dengan nada takut
            “Kau adalah ….”. ucapannya terputus. Bayangannya pun menghilang terhapus sinar matahari yang datang menyapa.
            “tunggu dulu, hai tunggu!!!”teriakku. tiba-tiba sinar menyilaukan datang menghantam tubuhku. “ahhhh”teriakku.”ah,,ahh,ah, apa yang terjadi, sial lagi-lagi mimpi aneh itu”.ucapku yang baru tersadar dari tidur.
            “Tok,,,Tok,,,Tok,,. Bangun sudah pagi kak !!”ucap Nadin adik perempuanku sambil membereskan rumah.
            “Iya,,,iya,, nanti aku bangun. Cerewet !!!”teriakku. pagi itu sangat dingin, soalnya seperti biasa pagi-pagi hujan telah turun dengan deras. “dingin”selimbut yang ada di bawah kakiku kutarik lagi, “Bangun dasar pemalas !!!!”ucap seorang wanita yang tidak aku kenal, wanita itu langsung menarik selimbutku dan menarik bantalku dengan paksa, hal hasil aku yang kaget langsung mencium lantai dengan gaya seorang penerjun paying.”aww,,aww,aw, sakit”teriakku.
            “Dasar lebay,,,!!!. Cepat bangun nanti telat tau”ungkap wanita itu.
            “Iya,,iya. Sabar inikan masih hujan.”ungkapku sambil berusaha bangun dari tidurku. Saat aku mencoba berusaha membuka mata”Astafirulloh,,,Aulia !!!”
            “Cumi asap !!!!, kenapa sih kalo ketemu aku selalu begitu ??”tanya Aulia
            “Tidak, aku bukan bermaksud gitu.. tapi kenapa kamu ada disini ??”tanyaku bingung
            “Apa tidak boleh ? sekali-kalikan “jawabnya sambil tersenyum
            “boleh sih, tapi aneh saja”aku langsung bergegas mengambil handuk dan berlari menuju kamar mandi “tunggu sebentar ya ???”.
            “prak,,,dug,,,aww”terdengar suara teriakkan dari arah kamar mandi. “dasar cumi, kau tidak apa-apakan ?”tanya Aulia dari luar pintu kamar mandi. “tidak kok, aku tidak apa-apa, aku Cuma kepleset aja”ungkap ku sambil menahan rasa sakit. Kepalaku mengalami sedikit memar karna menyentuh lantai kamar mandi. “Makannya jangan suka bengong !!!” teriak Aulia sambil tertawa. Sembari menunggu Aulia asik berbincang dan bercerita dengan Nadin. Mereka keliatan dekat. Setelah beberapa menit Aku berangkat kesekolah bersama Aulia, yang datang tak diundang pulang minta diantar. “Sial”.
            Hari itu sepulang sekolah aku mengantarnya pulang. Aku memang merasa senang tetapi aku juga merasa aneh. “kenapa Aulia datang kerumahku ??”.
            “Jon, sori ya merepotkan. Sebenarnya tadi pagi aku diantar ayahku, tapi ayahku tadi mendadak harus kekantor, ada urusan penting. Makannya dari pada terlambat aku berhenti didepan rumahmu aja.”ungkapnya.
            “Oh. Gitu, memangnya ayahmu kerja dimana ?”tanyaku
            “sama kok kayak Ayahmu. Kantornya juga sama”
            “Oooh”
            “Jon, Irvan tinggal disekitar rumahmu ya ?”, mendengar pertanyaan Aulia, aku merasa kesal. Apa lagi mendengar nama Irvan. Menurutku dia bukan orang baik.
            “Irvan ????, Aku tidak tahu”jawabku dengan dingin
            “kenapa sih Jon. Apa kamu pernah punya masalah sama dia ?”
            “Bukan begitu, entah kenapa aku muak mendengar nama laki-laki itu”ungkapku
            “kok gitu ?, Maaf ya. Aku tadi Cuma liat dia sedang menunggu seseorang di dekat rumahmu, dia  selalu cemberut kan, aku tidak pernah melihatnya tersenyum ataupun bergaul dengan siapa saja ?”ungkap Aulia
            “Lebih baik diam, aku tidak suka membahas orang itu !!”bentakku
            “Maaf , jangan marah ya cumi asap “. Aku tidak tahu kalo dia tinggal disekitar rumahku, selama ini setauku tidak ada orang yang baru pindah di sekitar rumahku.
            “kamu kenapa Jon ???, jangan marah ya ?” ungkapnya lagi sambil tersenyum.
            Saat dikelas Aulia selalu menggenggam tangan ku dan tertawa,aku tidak terlalu peduli dengan hal itu. “Jon kamu bohongkan waktu itu, sebenarnya apa yang kamu sembunyikan. Aka kamu punya masalah ????”tanya Aulia. Aku melepaskan genggamannya”Maaf, maksudmu apa ?”tanyaku tanpa melihat kearahnya dan tetap berjalan menuju ruang kelas.
            “katanya kamu alergi sama wanita, tapi kok tadi kamu tidak alergi saat aku peluk waktu dimotor tadi”tanya Aulia sambil tersenyum. Aku berhenti, menghentikan langkahku“Lebih baik jangan campuri urusanku.” Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku.
            “Oh begitu”terdengar nada putus asa”Maaf ya “ ucap Aulia sambil tetap melihat kebawah. Aku memang kelewatan, tapi ini lebih baik dari pada dia tahu tentang semua masalahku. Aku tidak ingin dia mengalami hal aneh sepertiku.
            Saat jam keluar main, ketika aku ingin berdiri, seketika suasana menjadi hening dan sunyi. Irvan lelaki misterius itu mendekatiku, dekat, dekat, dekat, dan semakin dekat. “Bagaimana kalo dia juga ikut ???Itu akan menarik” ucapnya sambil tersenyum. Aku tidak melihat tatapan matanya, rambunya yang panjang menutupi kedua mata yang mengerikan. Senyum yang berisi hasrat membunuh dapat aku rasakan.”sebenarnya kau siapa, dan apa maksudmu ???”tanyaku.
            “Semuanya sudah terjadi, jika kau ingin mengubahnya. Coba saja sendiri !!!”Ucapnya. amarahku tak bisa kubendung lagi, dia seakan terus memancing kemarahanku. Tangan kananku tak bisa aku kendalikan, amarah telah menguasainya. Ketika tanganku hampir mengenainya, tiba-tiba tangan ku berhenti bergerak. Saat itu matanya yang mengerikan tampak. Dia menatapku dengan penuh kebencian. Dia tersenyum”Jaga baik-baik dia”. Tubuhku tak bisa bergerak, dia pergi meninggalkanku. Saat dia pergi, tubuhku baru bisa digerakkan kembali. Aku tidak tau apa yang terjadi. “Hai Jon, lagi apa ???bengong lagi ???”ucap Aulia yang datang mendekat.”bukan urusanmu”
            “tadi aku lihat kamu sedang dua-duaan sama Ir, yah lelaki yang kamu benci, M,,M,,M, apa kamu suka sama dia ya ?”tanya Aulia sambil duduk disebelahKu,
            “Maksudmu ???, Aku masih waras”ungkapku sambil duduk, sial kenapa Aulia selalu mendekatiku, padahal nampaknya rencanaku tadi pagi berhasil.
            “Sayang !!!”teriak seseorang dari arah pintu kelas. “Jon aku behasil mengikuti seleksi lomba OSN,,,!”teriak Evan yang lagi keliatan sangat senang.
            “M,,M,,M,, ternyata benar pendapatku, kamu suka sama laki-laki ya Jon ?” tanya Aulia sambil menatap tajam.
            “Apa enak saja”ungkapku. “Joni !!!”teriak Evan mendekat. “pergi kau. Najis !!!” teriakku kepada Evan yang hamper memelukku. Aku tahu dia sedang senang, tapi dia terlalu berlebihan.”Pergi kau, aku masih normal”teriaku.
            “Yah sudah, dah sayang”ucap Evan sambil cekikkikkan
            “Jadi benar kan ???”tanya Aulia lagi sambil tertawa
            “Entah lah. Dasar Bangau !!!”aku pergi meninggalkan Aulia yang masih tertawa. Puas banget ngeledek orang.
                       
            Mimpi aneh tentang rumah tua di dekat jembatan SMA karya terus membayangiku, membuat aku menjadi penasaran. “siapa sebenarnya orang yang selalu menghantuiku ?, siapa sebenarnya sosok hitam itu ?, dan apa maunya ?, apa benar pirasatku, apa dia Irvan ?”tanyaku dalam hati. Semua pertanyaan itu selalu membayangiku. Sore harinya aku putuskan untuk memuaskan semua rasa penasaranku yang semakin menjadi. Aku terpaksa harus melalui hutan dan semak-semak untuk masuk kerumah tua itu. Saat sampai disana, suasana sepi dan hening kurasa semakin mencekam. “Auuu !!!!,,,,Grrrr !!!” terdengar suara aneh dari semak-semak.”Astafirulloh, siapa disana ?” tanyaku ketakutan. Tiba-tiba saja pintu rumah tua itu terbuka, padahal tidak ada sedikit pun angin yang berhembus. Aku yang merasa takut langsung saja masuk kerumah tua itu. Kaki ku gemeteran, bulu kudukku semakin merinding, dan keringat ketakutan terus menetes. “grek,,” bunyi apa itu ?. suara aneh tiba-tiba muncul dari arah salah satu kamar yang ada disana. Aku sangat ketakutan, tapi rasa penasaranku terus mendorongku.”Ya Allah lindungilah hambamu yang imut(itam Mutlak) ini, hambamu belum mau mati, nanti kalo aku mati disini,dan siapa yang bakal nemuin jasadku. Ya Allah hamba belum nikah !!!” teriakku dalam hati. “Bismillahhirohmannirrohim”. Saat aku buka pintu itu, aku tidak melihat siapa-siapa. Hanya sebuah botol yang tergetak jatuh.”kau berani juga ya ?”ucap seseorang, suara itu tiba-tiba terdengar, entah dari mana asalnya. Aku sangat takut”siapa kau sebenarnya ?” tanyaku ketakutan. “Aku Irvan, akulah yang selalu mengikutimu, kau telah masuk dalam permainanku “tiba-tiba saja sosok Irvan muncul di dekat jendela. “jadi kau, apa sebenarnya yang kau mau ?” teriakku dengan amarah yang tiba-tiba saja muncul. Dia tersenyum dan duduk didekat jendela yang tertutup itu. “Apa kau suka darah ?”tanyanya lagi.”jawab aku dengan serius”amarah ku dan kebencian ku semakin menjadi. Jadi selama ini benar kalo dia yang menghantuiku. Tinju ku langsung mengalah tepat kewajahnya. Dia terjatuh, bibirnya mengeluarkan darah. “Em, darah itu nikmat yah. Santai saja lebih baik kau duduk dulu”ucapnya dengan santai.
            “Jangan main-main ya, kubunuh kau !!!” teriakku. Aku sangat marah. Tinju hampir mengenainya. Dia menahan tanganku dan mendorongku tepat kearah sebuah kursi.
            “Hahaha”dia tertawa, matanya yang merah tampak seperti habis membunuh”KAu mau membunuhku ???he,,Lebih baik kau diam, atau kau mau seperti mereka juga”dia berhenti tertawa, berjalan menuju sebuah kamar dan membukanya. “weekkk” perasaan mual terasa olehku, dikamar itu, dikamar itu dipenuhi mayat, darah segar mengalir laksana air yang mengikuti arus. “kau !!!!,kau !!!, kau siapa. Dasar iblis !!!” teriakku. Aku langsung berdiri, hasrat ingin membunuh seakan menyelimbutiku. Namun tiba-tiba sebuah tali merah telah mengikatku.
            “kau tanya tadi apa mauku kan ?. kita buat perjanjian jika kau bisa mengikuti semua tantangan yang aku buat kau akan selamat. Bagaimana ?”tanyanya sambil memegang kepalaku dan menarik rambutku.
            “Kau yang akan aku bunuh !!!”teriakku lagi.
            “Asal kau tahu jiwamu sudah ada ditanganku. Apa kau ingat saat hujan deras, sebuah trek merah menabrakmu. Tepatnya melaluimu ???. ketika hujan jiwamu ada bersamaku.”
            “maksudmu apa ?”tanyaku
            “Baiklah, kau tak akan mengerti. Begini saja intinya kita sudah terikat, aku adalah kau dan kau adalah aku. Aku adalah kebencianmu.”ungkapnya lagi
            “Apa !!!, apa kau tidak bisa serius !!!”
            “Dasar bodoh, sudah kubilang kau adalah aku. Kita satu mengerti”ucapnya sambil melepaskan genggamannya
            “Apa kau tidak mengenali mereka semua, mereka yang telah menjadi mayat ??, coba kau lihat” dia mendekati mayat-mayat itu dan mengambil salah satunya.
            “Coba kau ingat, apa kau ingat wajah ini”dia menarik rambut mayat itu dan menampakkan wajahnya yang penuh luka kepadaku. Aku berusaha mengingatnya ,”Dia…..!!”
            “Ya dia orang yang mengusir kau dan keluargamu dari rumahmu sebelumnya. Coba kau lihat wanita yang terbaring didekat pintu. Apa kau ingat dia, dia orang yang telah membunuh pamanmu. Dan apa kau ingat mereka ??” dia menujuk kearah mayat remaja yang terkapar didekat jendela” mereka orang yang telah mempengaruh saudara laki-laki mu untuk masuk kejalan yang salah. Saudara laki-lakimu menjadi pengguna narkoba karena mereka. Apa kau ingat” dia tersenyum dan tertawa dengan lantangnya.”hentikan-hentikan !!!!, aku tidak mau mengingatnya lagi. Hentikan !!!”teriakku, dia mengingatkan semua kenangan buruk yang selalu ingin kubuang dari kehidupanku. Semua kenangan buruk itu sudah terkubur rapih. Tapi dia,,,dia menggalinya kembali.
            “Saat itu kau sangat ingin membunuh mereka kan ????, tapi saat itu kau sangat lemah,,,, ya kau lemah !!!!!, tapi aku kuat,hahahahha” dia membuang mayat yang dipegangnya seperti sampah.
            “Apa maumu ?”tanyaku, air mata tak bisa kubendung, ketakutan akan kebenaran telah mengusai hatiku.
            “Kita bermain, bagaimana ?. Jika aku menang kau akan aku bunuh”
            Aku mengangkat kepalaku, aku menatap nya dengan penuh kebencian”tapi jika aku menang kau yang akan kubunuh”ucapku
            “Baiklah, permainannya mudah, setiap hari akan ada kertas yang datang padamu. Dan kau harus memecahkan semua yang ada didalamnya. Ini seperti permainan detektif. Hanya saja jika kau terlambat akan ada yang mati. Aku beri kau 7 kertas jika kau hanya bisa memecahkan 3 buah maka kau dianggap kalah. Mengerti “
            “Apa yang benar saja”ucapku sambil memberontak, berusaha melepaskan diri dari ikatan tali yang menggenggam kuat kedua tanganku. Dia mendekatiku “Ini sebagai bukti perjanjian kita, kurasa kau harus suka darah “ucapnya sambil memakaikan sebuah kalung dileherku. Saat kalung itu terpakai dileherku. Sebuah trek merah datang dari arah mayat-mayat yang tergeletak.” Ahh,,,Ahhh”teriakku.
            “Kak,kak. Istifar kak” ucap Nadin yang membangunkanku
            “Hah,,hahh,. Itu Cuma mimpi ??” tanyaku
            “Kakak dari tadi mengngigaw” jawabnya
            “Oh, gitu. Syukurlah.sana pergi aku mau tidur lagi”suruhku sambil mengambil kembali selimbutku yang terjatuh.
            “kakak !!!, sekarang sudah jam 7 tau,”teriak Nadin
            “Oh,,,eh jam 7 ?? apa ???, yang bener ?? serius ??? masa ??”tanyaku bercanda
            “Dasar cumi asap !!!”
            “eh kenapa kau memanggilku begitu ??”tanyaku lagi sambil melotot
            “Memangnya kenapa ???, kalo Kak Aulia kok boleh, malah kakak gak marah “jawabnya meledek.
            “Nadin !!!”teriakku, aku lansung mengejar bocah manis itu, “awas ya kalo dapat lihat saja !!!” teriakku sambil mengambil sepotong roti yang ada dikamarnya.”Kok agak aneh rasanya ??, ah masa bodoh yang penting makan “gumamku dalam hati.
            “Loh kok, kakak !!!, kakak ngambil roti dimejaku ya ???” teriak Nadin.
            “yah, memangnya kenapa ?”jawabku dari dalam kamar mandi.
            “Oh gitu,,,hehehe enak yah ??” tanyanya. Aduh ada pirasat aneh yang terasa. “ hahahha, kakak makan makanan kucing ya. Nikmat yah?”
            “Apa,,weeekk !!!, NADIN !!! Awas kau nanti”teriakku semakin kencang
            “Joni !!.”teriak ibuku.
           
            Setelah mandi, saat aku melihat kearah cermin”Kau !!!, kau !!!, jadi selama ini, ternyata, aku tidak terlalu jelek ya,?” tanyaku pada cermin dengan PD. “wahai cermin kaca, katakanlah apa aku ini tampan ?”tanyaku iseng, barangkali aja aku punya cermin ajaib. “Kamu tidak tampan tapi jelek”suara aneh terdengar. “masa ???? yang benar ???” tanyaku lagi sambil mengambil bantalku yang ada dikasur. “Benaran, kamu itu benar-benar jelek ples item “suara itu semakin terdengar jelas asalnya. “Nadin !!!!, Awas kau”teriakku sambil melemparkan bantal kearahnya.
“AW, sakit !!. Kakak !!!!! dasar Item !!!” teriak Nadin sambil menjauh dari kamarku.
            “Aduh, gawat aku udah terlambat, sudah jam 7.15.  untung hari ini tidak hujan “ saat tali sepatuku selesai diikat, tiba-tiba saja hujan deras “Aduh,,sial !!”teriakku.
            “Yah hujan deras, kak antar aku dulu yah ??, Ayah gak kekantor hari ini, oke “ungkap Nadin sambil tersenyum. “dasar senyum buaya. Kalo ada maunya yah gini. Baikin-baikin orang.”gumamku dalam hati.
            “Lho, kakak beli kalung ya ??, bagus juga ada tengkoraknya “ucap Nadin sambil memegang sebuah kalung yang terkait dileherku.
            “Ini, Ini kan. Apa jadi tadi bukan mimipi ? jadi ini beneran.” Ungkapku dalam hati. “Iyah “ jawabku sambil berusaha tertawa.
            “Cepat ambil jas hujan, haduh bisa terlambat nih. Cepat Nadin !!”
            “Iya kak, tunggu “ucap Nadin tergesa-gesa sambil membawa sebuah jas kuning.
            “Ayo berangkat kak. Maju !!!”teriaknya dengan senyumman yang manis.
            “Baiklah ayo maju. Hehehe !!!?”balasku tidak kalah hebohnya.


Bersambung.......
Lagi Proses pembuatan,,hehehehe

Jomblo IMUT



Meets Princess

Pagi itu sang mentari menghunjamkan jarum-jarum panasnya kepermukaan tanah yang masih basah, sang awan pun enggan menyapa. Begitu panas pagi itu serasa ada didalam oven yang sedang menyalah, gas-gas kenalpot motor dan mobil pun menambah sengsara bumi. Padahal masih pagi namun kota kecil kayak gini hampir sama ributnya dengan kota-kota besar.
“Ibarat jarum yang masuk kedalam jerami, didunia ini sangat sulit  untuk menemukan lyang namanya keajaiban, namun sangat mudah untuk menemukan hal aneh yang terus muncul selama waktu masih menulis semua kisah dengan tinta takdirnya. Sebuah pena yang menentukan kehidupan dengan coretan yang berbeda disetiap waktu. Namun bukan berarti keajaiban itu mustahil terjadi, dengan cinta mungkin keajaiban itu akan muncul.” Itu semua adalah kata-kata terakhir yang ditulis Dr. Firman Djoroningrat untuk kakekku, aku tidak pernah tahu apa maksud dari kalimat itu, namun setiap kali aku merasa putus asa ayahku pasti selalu mengatakan kata-kata itu. hingga usiaku yang beranjak dewasa, kata-kata itu masih tardengar jelas dalam ingatanku.
“Prak…prak….”
            “Hai, Jon. Tunggu !!!!!!” teriak seseorang yang tiba-tiba muncul dari arah belakangku. Aku langsung memalingkan muka kebelakang, Evan salah satu teman terbaikku tampak bahagia dengan potongan rambut lamanya, gaya tokoh utama sinetron cecet yang menjadi kegemarannya. “Hai, eh kamu Van ???” balasku sambil tersenyum. Hari itu adalah awal baruku untuk memulai tingkatan baru, masuk kesekolah menengah atas untuk melanjutkan hidup sebagaimana layaknya orang-orang seusiaku. “Jon, kamu mau masuk SMA mana ?” Tanya Evan. “Gue mau coba dulu SMA N 1, kalo kamu ?”, jawabku
“kalu ambo mau nya SMK 1 namun berhubung ambo tidak punya teman mau daftar kesana, ambo ikut kau saja, daftar SMA N 1, oke”ungkap Evan
            “Sinting kau, pake ambo-ambo, kamu memangnya orang mana, gila !”ungkapku sambil menatap Evan dengan tatapan syatan.
            “Ooooo”ungkap Evan sambil menampar ku.,,,,prak,,,
            “Aw,,aw,aaw,,aw,aw, sakit “teriak ku
            “Lebayyyy !!!”
            Pagi itu seperti biasa canda dan tawa hadir dalam hidupku, aku dan Evan yang tampak kurang bersemangat dan kurang pede dengan penampilan melangkah maju untuk mendaftarkan diri ke SMA N 1 Bengkulu Selatan. Evan yang berjalan disampingku sesekali merapikan rambutnya dan mengedipkan matanya. Saat sampai didepan SMA aku malah merasakan keanehan pada diri Evan, Evan yang biasanya jelalatan lihat cewek malah bengong kesambet, tidak tahu kesambet apa, tapi hal inilah yang membuatku perpikiran untuk melakukan hal yang aneh.  “Busettt !!!, penuh banget, ada pembagian sembako ya ? uncapku sambil menarik paksa. “Eh, tunggu, ada apa nih ?” Tanya Evan yang baru sadar dari bengongnya
            “Ada pembagian sembako tuh “ungkapku
            “Oh, gitu “, “Apa sembako” Evan yang mendengar perkataanku langsung melepaskan diri dari genggamanku dan bergegas berlari menuju tempat yang aku tunjuk sebagai tempat pembagian sembako. Evan yang nekat, langsung aja menjebol benteng barisan alias orang-orang yang berkerumbunan. , “HA,,,HA,,,HA,,” Setelah beberapa lama aku menunggu sambil ditemanin sebotol teh gelas yang segar, Evan muncul dari balik kerumunan sambil membawa 2 lembar kertas, Evan keluar dengan wajah hitam yang dipenuhi dengan cucuran keringat. “Bagaimana Van, dapat gak ?, pasti kamu gagal, makannya dari tadi,,,”belum sempat melanjutkan kata-kataku sebuah benda yang diduga adalah tangan seseorang mendarat dimuka ku yang hitam.,,,PRAK,,,
            “AW,,aw,,,aw, sakit “teriakku dengan nada lembut
            “Kurang ajar kamu Jon, tuh bukan pembagian sembako tapi pembelian formulir pendaftaran, mana mungkin hari gini dan disini ada pembagian sembako, mustahil”ungkap Evan dengan nada marah.
            “Oh gitu”ucapku sambil bengong, “kalo kamu tau kok kamu masih percaya kata-kata gue”ujarku sambil tertawa terkikik-kikik.
            “Oooo, Joni !!!!”teriak Evan marah
            “Evan !!!”balasku tidak kalah kerasnya
            Evan cuma mangut kehabisan kata. Hal hasil ide anehku berjalan sukses, tanpa susah payah ngantri panas-panas, formulir pendaftaran aku dapatkan secara gratis. Saat tamat smp tidak terpikirkan olehku untuk melanjutkan sekolah ke sekolah menengah atas negeri, hal ini dikarenakan keadaan ekonomi keluargaku yang tidak memungkinkan untuk hal itu, aku lebih memilih agar adik-adik ku saja yang melanjutkan sekolahnya hingga keperguruan tinggi, namun ayahku bersih keras agar aku dan adik-adikku semuanya bisa sekolah. SMA Negeri 1 BS ini termasuk sekolah yang populer, biaya sekolahnya juga besar, ini memang menjadi beban bagi keluargaku, tapi ini semua sudah menjadi keinginan kedua orang tuaku, agar aku mendapatkan pendidikan yang bagus. Sekolah ini memang benar-benar jauh berbeda dari sekolah SMPku yang ada didekat rumah, udara laksana bunga semerpak yang hujan dan membawa ribuan kenyamanan yang harum dan indah, wangi yang mengundang dan menusuk seakan mengikuti langkahku disana. Setiap orang terutama wanita yang ada disana berpakaian sangat rapih, bahkan penampilan mereka sudah menggambarkan siapa sebenarnya mereka, keluarga yang terpandang jelasnya. “Van lho kenapa ? kok kelihatan cemas, oh pasti lagi dapet ya” ucapku iseng, mencari-cari kegiatan. Evan hanya diam membisu seperti batu. Nampaknya penyakit lamanya lagi kambuh, maklum suka melamun.
            Tiba-tiba, suasana yang ada disekelilingku menjadi sunyi. Mataku hanya tertuju melihat ke satu arah. Klik, entah apa yang terjadi dengan kepalaku, aku merasa ada sebuah benda asing yang menghantam tepat diatas lambung dibawah diafrakma, tepat benda itu telah merasuk dan menyebarkan virus-virus yang luar biasa dihatiku. Jantungku seakan bernyayi, berdetak keras mengikuti perintah virus itu. Mataku hanya  terpaku kesatu arah, terpanah melihat seorang cewek manis yang datang mendekatiku.”Waw cantik banget tu cewek, manis lagi senyumnya”ucapku kepada Evan sambil terus memandang cewek itu. Tidak ada sautan dari Evan, tanpa sepengetahuanku Evan udah menghilang seperti jelangkung datang tak dijemput pulang tak diantar. Aku tidak peduli sama Evan, karena sekarang ada yang lebih penting dari yang namanya Evan. Mau hilang atau tidak balik lagi juga tidak apa-apa. Cewek itu semakin mendekatiku, aku jadi cemas, keringat dingin bercucuran keluar membasahi wajahku yang imut (Itam Muntlak). Cewek itu tiba-tiba berhenti didepan papan pengumuman.”yah, gue kirain mau kesini”ucapku kesal. aku langsung berdiri. “Jika dia tak datang tak salah jika aku yang menyapa”ucapku dalam hati. Klik, ide gila seakan datang menyapaku. Memang taruhannya harga diri, tapi entah apa yang mendorongku. Demi mengetahui namanya, aku nekat.” EGP pada dunia, malaikatku aku datang”.
            “Evan, Evan !!!! where are you going ?”teriakku tanpa menghiraukan orang yang ada di sekelilingku, saat itu entah apa yang sedang aku pikirkan. Hanya hal aneh ini yang terpikirkan olehku, yah,,,yah,,, beginilah mungkin yang dikatakan jatuh cinta.
            “Hai, kamu cari siapa ?”Tanya seseorang kepadaku dengan nada lembut. Saat aku menoleh kearah asal suara itu. tiba-tiba, aku langsung memalingkan wajah.
            “Ada apa, kok kamu memalingkan muka, apa ada yang salah dengan wajahku ?”ungkap cewek itu.
            “Bukan gitu, gue, maksukku  aku cuma cemas aja, soalnya baru kali ini aku bicara sama cewek yang cantik dan manis kayak kamu”ucapku sambil menatap wajah cewek itu. Beginilah lelaki, kerjanya selalu gombal.
            “Oh gitu, makasih ya. M, kamu tadi cari yang namanya Evan kan ?”Tanya cewek itu
            “Iya, kok tau?”tanyaku sambil tersenyum “jangan-jangan kamu dari tadi ngikuti aku ya ?” ucapku dengan PD.
            “Bukan,, bu,,bukan kok. Tadi kan kamu teriak manggil-manggil nama Evan, apa lupa?”
            “Oh iya, hehehe. Memangnya kamu liat, Evan “
            “Evan itu,? Dia tadi duduk disampingmu kan ?”
            “Iya, benar.”ucapku sambil menggaruk rambutku yang kriting
            “Kalo tidak salah lihat, dia tadi keluar gerbang, mungkin pulang”
            “Oh, gitu. M nama kamu widiya kan ?”tanyaku asal
            “Bukan, nama saya Aulia anggarani, panggil aja Aulia atau Rani juga boleh”ucap cewek itu dengan senyum yang manis.
            “Oh, gitu. Aku Joni Mastinus, panggil aja Joni.”


∞∞∞∞∞∞∞∞

           
            Pada hari pertama aku masuk sekolah, aku merasa sangat bahagia. Ternyata aku sekelas dengan Aulia, hehehe hidupku kini lebih berwarna. “hai, Jon. Kamu lagi apa ?” Tanya seorang wanita kepadaku. “ Eh, tidak. Oh kamu Aulia , aku tidak sedang lagi apa-apa. Memangnya ada apa ?” Tanyaku sambil duduk mendekati Aulia.
 “tidak kok aku cuma mau tanya aja. Kamu lagi mikirin apa ?” tanya Aulia sambil menatapku.
“oh tidak, aku cuma mikirin kamu aja “ Jawabku asal.
“aku ? memangnya ada apa dengan ku?”.
 Joni membusungkan dada”kamu tambah cantik “.
“Oh,gitu,,,. M, maksud mu ?” Aulia bingung.
“bukan apa-apa “ aku berdiri dan pargi meninggalkan Aulia didalam kelas. “ aku kebelakang dulu ya”
            “Aneh “ucap Aulia
Pagi itu seperti pagi-pagi biasanya, aku berusaha memfokuskan diriku untuk menuntut ilmu, walau aku akui memang sekali-kali mati ini tidak bisa mengungkiri ternyata Aulia cantik juga. Eh  maksudnya tidak terlalu fokus 100%.
            Sepulang sekolah, aku duduk santai didepan rumah sambil ditemani segelas teh hangat, tiba-tiba aku teringat pada sesuatu. Aku bergegas pergi kekamarku dan mengambil sebuah surat yang ada didalam tasku, entah siapa yang mengirimkan surat itu padaku, ini menjadi misteri bagiku “mungkin fansku”.  Pada saat aku buka surat itu ada sesuatu yang menganjal dihatiku, perasaan tidak enak datang mendekatiku. Mataku tak berkutik saat membuka surat bersampul hitam itu, aku menarik napas saat membuka lipatan surat itu, dan………………..,”mana tulisannya ????” tanyaku ???????.” apa-apaan ini. Kubalik berulang-ulang dan kuterawang kertas itu namun tidak tampak satu tulisan pun yang tertulis diatasnya. Saat ku periksa lebih teliti ada warna merah yang mengundang perhatianku “ kok ada cat,,,, Eh,,, ini darah kan ???” tanyaku dalam hati. “Bukan ,,ini bukan darah, paling ada orang iseng”. “Ah,,, aku jadi bingung, namun dari pada menjadi pikiran lebih baik dibuang sajalah” pikirku. Surat itu langsung kubuang ketempat sampah yang ada didepanku, seketika tanpa kusadari masih ada selembar lagi kertas yang ada didalam amplok hitam itu. Aku bergegas mengambilnya, namun angin kencang menerbangkan surat itu sebelum sampai ketempat sampah. Aku yang masih penasaran, tanpa pikir panjang lagi langsung mengejar surat yang terbawa angin itu. Surat itu terbawa angin hingga melewati pohon-pohon yang tumbuh lebat didekat rumahku, aku terus mengejar surat itu. Tanpa kusadari kakiku telah terhenti disebuah rumah tua yang kotor.” Ini kan dibawah jembatan, perasaanku tidak ada satupun rumah dibawah jembatan, aneh”ungkapku dalam hati. Angin tiba-tiba berhenti berhembus, surat itu berhenti tepat didepan pintu rumah tua yang ada dibawah jembatan. “aw,aw,, Brrrr.” Aku sangat merasa takut, bulu kudukku seakan ikut merasakan hawa-hawa aneh yang muncul dibalik pintu. Aku bergegas mengambil surat itu, “Jon !!!” terdengar suara orang memanggilku dari arah dalam. Rasa takutku makin menjadi-jadi, “Irvan !!!!” teriakku pada sesosok bayangan yang muncul disamping rumah tua. Aku merasa legah, rasa takutku semakin berkurang. “Hai Van, apa yang kamu lakukan disini, oh ini rumahmu ya ?”tanyaku padanya. Irvan hanya diam sambil menatapkan dengan kedua matanya kearahku. “vis,,, aku Cuma bercanda doang.” Dia hanya tersenyum, dan pergi meninggalkanku sendiri.     “tunggu Van !!!” teriakku takut. Tanpa menunda-nunda lagi aku langsung berlari pergi meninggalkan rumah tua yang menakutkan itu.
Hari-hari aneh belum berakhir, sejak aku menyapa Irvan dirumah tua dekat jempatan SMA Karya. Entah apa yang terjadi, seakan ada seseorang yang sedang mengawasi gerak-gerik ku. Setelah beberapa minggu aku mulai terbiasa dengan kejadian-kejadian aneh seperti bayangan hitam yang selalu muncul dan tulisan aneh yang tiba-tiba selalu ada dimejaku, seperti ada yang ingin memberitahuku, entah apa itu. Sekarang aku mulai terbiasa, aku tidak terlalu memperdulikannya. Beberapa hari ini hujan selalu turun, mungkin akan berlangsung beberapa minggu, Mungkin sudah musim hujan. Setiap pagi selalu saja hujan deras turun membasahi jalanan. Awan  hitam seakan tertawa bahagia melihat banyak orang kesusahan karnanya. “sial “ ucapku kesal. Setelah beberapa menit. Hujan pun belum berhenti. Aku terpaksa nekat membawa motorku di tengah hujan deras. “dingin” itu yang terasa. Jam tangan ku sudah menunjukkan pukul 7 lewat. Aku panik dan memaksakan diri untuk malaju kencang menghantam angin deras yang bergoyang. “Trittttt,, awas  !!!!! ahh “ entah apa yang terjadi. Saat aku tersadar sebuah truk melah melaluiku begitu saja. “apa aku masih tidur, mimipikah ???” tanyaku bingung. Jam ditangan ku masih berputar. “ah aku bisa terlambat” tanpa pikir panjang aku langsung menyalahkan lagi motorku dan langsung melanjutkan pergi kesekolah. “Untung aku pakai jas hujan, tidak basah”ucapku bangga sendiri sambil berjalan menuju kelas. Pagi itu masih sangat sepi, padahal jam dinding yang tergantung didepan kelas sudah menunjukkan pukul 7.15. Seperti biasa sebelum jam pelajaran dimulai, aku selalu memeriksa laci mejaku dan menulis hal aneh yang telah terjadi, hampir semua kejadian aneh yang terjadi selalu aku tulis. “plak “ suara langkah kaki mendekat. Perasaanku berubah, entah ada sesuatu yang salah dengan langkah itu. Lelaki itu !!!, lelaki misterius itu datang. Aku tidak terlalu mengenalnya, tapi yang jelas namanya Irvan. Aku sangat membencinya, aku juga tidak tau apa yang menyebabkan aku sangat membencinya. Dia mendekat, semakin mendekat. Aku berusaha tidak menghiraukannya, keringat dingin seakan menggambarkan perasaan cemasku. Dia berhenti disampingku ”Apa kau sudah makan,, sayang ???” kata-kata memuakkan itu muncul dari mulutnya. “Owek, kau masih waraskan !!!”teriakku tidak suka dengan perkataannya. Dia tidak memperdulikan perkataanku “Aku sangat lapar, bagaimana denganmu ??, apa kau suka darah ??” dia mengatakan itu dan pergi meninggalkanku. Saat dia mengatakan kalimat itu, aku merasa ada hasrat yang tidak enak. Tiba-tiba hujan berhenti. “Ah, apa tidak ada hal yang lebih gila dari ini”tanyaku kepada diriku sendiri.
“Hai, rajinnya !!!”sapa seorang wanita yang datang mendekatiku.
            “Hai !!”balasku terkejut, aku langsung menyembunyikan kertas yang sedang aku tulis.
            “Lagi apa ?”tanyanya lagi.
            “Bukan apa-apa”balasku, aku tidak tau siapa yang sedang menapaku, saat aku mau menoleh kearah wanita itu, ternyata dia sudah pergi.
            Saat pulang sekolah tampak Aulia sedang menunggu seseorang.”Brem,,,brem,,,”suara motor seakan memenuhi gerbang sekolah, motor satu persatu melaju keluar menuju gerbang sekolah. Hari ini perasaanku kurang baik, aku hanya ingin sendiri. Aku diam berusaha tanpa memperdulikan semua yang ada,  bagiku semuanya sunyi.”Hai tunggu Jon !!” panggil Aulia sambil mendekatiku. “Sial !!!, huhh”ucapku dalam hati. Aku hanya diam. Berrrrrr, bulu kudukku merinding, ada sentuhan hangat yang menempel dipundakku. Saat aku membalingkan muka”Astafiruallah” teriakku pelan sambil tersenyum. “Joni !!” teriak Aulia. “Aulia ??. oh, ada apa ?”balasku, “maaf ya, bukan maksudku untuk berkata begitu, OKe, juskiding ja.”ucapku sambil meminggirkan motor.
            “Tidak apa-apa kok,,,. Jon kenapa sih setiap ada wanita yang mendekatimu kamu pasti menghindar ???, jangan-jangan !!!” ucap Aulia sambil tersenyum manis.
            “Maksudnya ??? jangan berpikir macam-macam, hari ini aku cuma mau sendiri aja.”balasku.
            “OH, gitu.. MMM, boleh nebeng tidak ???”tanyanya dengan nada manis.“Tidak boleh”balasku
            “pelit !!!”ucapnya
            “Ahhh, dasar wanita”gumamku dalam hati, aku selalu begini, tidak bisa sekali saja menolak permintaannya.”Ayo, cepat naik !!” ucapku sambil menghidupkan kembali Motor. “Dag-dig-dug”, lagi-lagi perasaan itu terjadi kembali.”trettttt, mau mati ya “ teriak sopir yang mengendarai sebuah trek merah. Lagi-lagi aku seperti melihat sesuatu, penglihatanku kurang jelas, sakit, mataku sakit.”Jon, Joni, kamu tidak apa-apakan ?makannya jangan suka bengong sambil mengendarain motor ya !!!, hampir saja “ungkap Aulia sambil memukul pundakku.
            “Maaf, aku alergi kalo dipegang pinggang sama wanita”ungkapku
            “Oh, alergi  ya ???jadi begitu ya ???”ucapnya lagi sambil tertawa.
            “jangan berpikir yang aneh-aneh, dasar bangau jelek” balasku.
            “Bangau jelek??, enak saja dasar cumi asap”balas Aulia dengan nada kasar. Aku langsung berhenti mendadak”Ahh,,, aduh !!!”teriak Aulia terkejut. Aku langsung menoleh kearahnya”cumi asap, memangnya mirip apa ????”
            “Dasar, jadi kamu berhenti Cuma mau nanyain itu.?”tanyanya sambil menatap tajam.
            “Yap, memangnya kenapa?” tanyaku lagi
            “Dasar jelek, mau tau kenapa ?? nanti kalo udah pulang, ngaca aja dikaca, mukamu itu tidak jauh sama cumi yang diasapin, “ucapnya
            “Oh, gitu. Aku memang hitam, tapi jangan samakan aku sama cumi.”ungkapku
            “memangnya kenapa ???? marah ??. lalu kenapa kamu manggil aku bangau ???apa aku mirip sama bangau???” tanyanya dengan nada marah. Aku hanya diam dan langsung memasukkan gigi kembali, dan melanjutkan perjalanan pulang. “kenapa ???, mau menghindar ya. Ayo jawab dulu donk” ujarnya terus.”hahaha, Aulia,,Aulia,” ucapku.
            “Ada apa ?? Kok kamu ketawa ?”tanyanya bingung
            “Tidak kok, tapi kalo diperhatikan, kalo kamu marah cantik juga ya”ucapku sambil tersenyum. Sejak mendengar itu dia jadi diam, aku juga tidak tahu kenapa. Saat sampai didepan rumahnya aku mengerem mendadak lagi, “Aw, kenapa sih selalu berhenti mendadak, mau cari kesempatan ya !!!”ucap Aulia dengan wajah cemberut. Aku diam sambil menatapnya. “Ada apa sih ?”tanyanya. “Kau cantik ya kalo sedang marah” ungkapku. “Oh ya ???, kamu aneh”ungkap Aulia sambil turun dari motor. Dia malah marah, aku langsung menggapai tangannya“Aku suka bangau “ kata-kata itu keluar dari mulutku begitu saja. “Maksudnya ??”. Tanyanya bingung.
            “tadi kan kau bertanya kenapa aku memanggilmu bangau”jawabku
            “Oooh….” Dia hanya diam. Aku tersenyum kepadanya.”Maaf, aku mau masuk”ucapnya.
            “Masuk saja, aku pulang ya.”ungkapku
            “Maaf, tapi tang,,,,tanganku”ujarnya
            “Oh, iya maaf, aku pulang ya”ucapku sambil melepaskan tangannya.
            “Terima kasih ya”Ungkapnya lagi sambil tersenyum
            “iya. Tidak masalah. Aku pulang ya”
            “Iya, hati-hati”ucapnya. ,”Aku pulang ya”
            “Iya sana pulang,M,,M,,M kapan pulangnya sih.”ungkapnya sambil mendorongku.
            “Dah” belum sempat Aulia membuka pintu rumah”Aku pulang ya”ucapku lagi
            “Dasar cumi asap, sana pulang !!!”teriak Aulia sambil tersenyum.












Falling in love VS broken heart

            “Brem”,,,,”Brem”, suara motor terdengar sangat keras.”Cari mati ya ??!!”. “Ahhk !!, ah,,ah,,ah”Ternyata Cuma mimpi. Hampir setiap malam aku selalu memimpikan kejadian yang aneh itu, “Mobil bisa menembusku ???”.  tapi setiap aku bangun dari mimpiku selalu saja ada kecelakaan yang terjadi. Mulai dari bus masuk jurang, mobil ambulan tabrakkan, trek hantam rumah sakit, ya pokoknya kejadian-kejadian itu ada saja keganjilannya.
            Seperti pagi-pagi biasanya, aku berangkat kesekolah sekitar jam 7 kurang, memang berat rasanya melangkahkan kaki kesekolah sedangkan pikiranku masih terbayang kejadian aneh yang akhir-akhir ini terjadi. Klik perasaanku tiba-tiba menjadi berbunga-bunga, pikiranku seakan kembali refresh, segar seperti baru.  “Hai bangau lagi apa ?”tanyaku kepada Aulia yang dari pagi sudah duduk manis sambil membaca buku. “Bukan apa-apa “jawabnya dengan nada sedikit menyindir.
            “Tumben hari ini kamu kelihatan sangat cantik”gombalku dengan PD sambil duduk disampingnya.
            “Oh gitu, makasih ya”ucapnya sambil menutupi mukanya dengan buku, dia seolah-olah sedang menghindar dariku.
            “Wah, ini bunga mawar dari siapa ?”tanyaku sabil memegang sebuah mawar yang terletak didekat Aulia.
            “Mungkin Fans beratku”jawabnya dengan PD.
            “Ada apa sih, kok pagi-pagi udah merah,,, Eh maksudku marah ??”tanyaku iseng
            “Apa kau tau siapa yang mengirimkan bunga mawar ini ?”tanya Aulia kepadaku
            “Memangnya siapa ?”
            “Irvan, kurasa dia”jawabnya
            “Apa Irvan ?? mana mungkin.,hehehe. Lucu jangan bohong deh. Ini pasti buat aku kan”ucapku sambil tertawa
            “Tidak kok, dia tadi langsung memberikannya kepadaku.”ucap Aulia sambil melepaskan buku yang ada didepannya.
            “Lalu maksudmu apa, bilang hal ini kepadaku ??”
            “Ah,, apa kau tidak mengerti ??”
            “oh, jadi kamu suka sama Irvan ???”ucapku. Aulia langsung menatapku, pipinya langsug dikembungkan.
            “Ada apa sih ??” aku jadi bingung dengan sikapnya pagi itu. Sejak kejadian itu. Aulia mendadak menjauhiku. Yang anehnya tiba-tiba dia dekat sama Irvan. Ini Not Possible, mana mungkin. Benarkan, kejadian aneh ini pasti akan berlanjut, “APA INI KUTUKAN ??
           
            Sepulang sekolah aku duduk ditempat biasaku, dipinggir jembatan yang selalu dilalui kendaraan. Bagiku tempat itu adalah tempat membuang semua beban, asap kenalpot ibarat rantai yang masuk kehidung yang memacu nafsu, sehingga otomatis kita akan marah kepada kendaraan yang melaju dan mengeluarkan kenalpot setannya dan secara tidak sadar semua masalah akan hilang secara sendirinya. Buktikan !!!. Pirasatku saat itu tiba-tiba tidak enak, entah apa yang akan terjadi. Yang terbayang dipikiranku Cuma air comberan yang mengingatkanku pada seseorang. “Hai Jon !!!, lagi apa ?,kok melamun”tanya Evan yang tiba-tiba datang dan mendekatiku. “sedang ada masalah ya ??”tanyanya lagi. “masa hari libur Cuma liahatin sungai diatas jembatan kayak gini, kita jalan-jalan yuk !!!” ajaknya sambil memelukku. Ini, ini dia penyakit berjalan.
            “NAJIS !!!!, jangan pakai acara peluk-peluk tau” teriakku sambil berdiri dan melepaskan pelukan Evan. Penyakitnya kambuh lagi kalo tidak melamun pasti godain Cowok.
            “Bercanda aja, memangnya ada apa sih ??”tanyanya lagi
            “Bukan apa-apa”
            “Cerita aja Jon”
            “Kamu tau gak kenapa Aulia dekat sama Irvan ?”tanyaku. aku menarik napas dan kembali duduk dipinggir jembatan.
            “Uh, jadi kau cemburu ya ??. tenang saja Irvan juga ga terlalu peduli nampaknya. Sikapnya aja sama sekali tidak terpengaruh. Masih misterius dan cold.”Ucap Evan sambil duduk disampingku.
            “Oh gitu, tapi tumben kamu pinter”
            “Ya iyalah, kalo urusan cinta serahkan pada ambo” penyakit gilanya kambul lagi nih, rambutnya yang rapi ditegakkan, kera bajunya dilipat dan yang paling kubenci kata-katanya sok romantic padahal dia gak pernah tau rasanya jatuh cinta.
            “Apa kamu suka sama Aulia Jon ?” tanyanya lagi.
            “tidak kok, aku Cuma kawatir saja. Menurutku Irvan itu bukan orang baik.”
            “Oh, begitu” Evan mulai bertingkah aneh, gayanya udah kayak polisi cari bukti.”jadi menurutmu begitu, sukurlah kalo kamu tidak suka sama Aulia”ungkapnya
            “memangnya kenapa ??, jangan-jangan kamu suka sama Aulia ya ?” tanyaku agak kawatir.
            “tidak bukan sama Aulia tapi sama kamu “mendengar kata-kata Evan semua makanan yang hampir terurai di lambungku mulai bereaksi, semaunya kembali dari arah datangnya”Weeaakk, najis !!!”
            “Sebenarnya kalo kamu suka sama Aulia, cerita yang sedang aku tulis kurang sesuai.”
            “Serius ???”
            “Tidak “
            “Evan !!!”teriakku
Evan memang sedikit kurang waras. Gayanya aja sok mau bantu tapi akhir-akhirnya dia yang malah Curhat. Begitulah Evan, walaupun begitu dia adalah teman seperjuangan yang setia sehidup semati, sedih dan senang, aku yang selalu senang dia yang selalu sedih.

            “Joni !!!!, Joni !!!!. Assalamualaikum !!!”
            “Maaf dirumah tidak ada orang. “terdengar sapaan dari dalam rumah
            “Oh gitu, kalo begitu bilang sama Joni aku sayang sama dia”teriak Evan dari depan rumah
            “NAJIS KAU Van !!!”teriak seseorang dari dalam
            “Itu Joni kan ????. cepa buka pintunya !!”
            “Dasar gila kau !!!, malam-malam datang tidak diundang”ucapku sambil membukakan pintu.
            “Tenang aku gak kan pulang kok, jadi tidak perluh diantar. Oke”
            “Ayo masuk !!!, ada perluh apa ??”tanyaku
            “Besok pagi nebeng ya ???”pintanya sambil berdiri didepanku
            “jangan pasang muka cewek deh,,, iya boleh aja. “jawabku
            “udah kok Cuma itu aja. Dah aku pulang ya”ucapnya sambil pergi meninggalkan ku
            “Kurang ajar. Sialan kau Van, datang Cuma bilang itu aja.”teriakku. belum sempat aku menutup pintu dia nongol lagi. “Malam sayang !!!” teriaknya tak kalah keras dari suaraku.
            “NAJIS !!!!”


            Disekolah, saat jam istirahat, aku langsung bergegas menuju kantin, rasa lapar yang menggerogoti lambungku sungguh tidak tertahankan, setiap pagi aku selalu membersihkan kandang kambing Pak Hj.Kodir sebelum berangkat kesekolah. Itu semua aku lakukan untuk membantu meringankan beban keluargaku, memang tidak seberapa. “Hai Jon kok bengong ???. sori ya tadi dimotor aku buang angin.”ucap Evan sambil duduk disampingku yang sedang makan. “Pergi sana !!!, sekarang jam istirahat. Please jangan ganggu aku tau !!”teriakku dengan mulut penuh nasi.”ada apa denganmu Van, kok selalu senyum,???, biasanya kalo kamu gila gak pernah senyum sendirian ??”tanyaku sambil menyedod segelas es cendol.
            “Aku tadi melihat malaikat, cantik banget”ungkapnya
            “serius lho ??, perasaanku gak ada yang terlalu cantik diSMA ini. “
            “Nampaknya sih dia murid baru Jon”
            “Oh gitu.”
            “Jon mau gak kau bantu aku biar dekat sama dia ?”pintanya sambil mengambil sepotong tempe goring dari piringku.
            “Eh. Apa untungnya ?”tanyaku
            “Tenang nanti aku bantu kamu PDKT sama Aulia, bagaimana ??”
            “Apa ???, enak saja. No no no”
            “Oh, Bagaimana kalo aku bantu kamu menjauhkan Aulia dari Irvan ??”tanyanya lagi sambil mengambil sepotong tahu isi di piringku.
            “Oke aku setuju”jawabku sambil berdiri.”aku ke WC dulu ya ??”
            “Baiklah, aku ikut yah ??”
            “NAJIS !!!!”
            “Lama banget sih, Bu sudah jam berapa nih ?”tanya Evan sama Ibu kantin.
            “udah mau masuk tuh”jawabnya.
            “Oh gitu, “ucap Evan sambil berdiri, belum sempat dia melangkah”Eh mau kemana ??, bayar dulu dong !!!”teriak Ibu kantin.
            “Apa ?, tapi kan saya gak makan “
            “Tadi itu apa, makan kan ?”ucap Ibu kantin sambil menatap tajam Evan.
            “Tapi…tapi..tapikan ..”
            “CEpat bayar !!!”teriak Ibu kantin



            Sepulang sekolah aku menunggu Aulia, tidak ku sangka dia lebih memilih pulang bersama Irvan. “Aulia tunggu !!!, kamu pulang sama siapa ???” tanyaku
            “Sama Irvan, memangnya kenapa ??” balasnya dengan membuang muka. Aneh, sial kurang ajar !!!!.
            “HAi jon, nebeng yo ??, ayo jalan, jangan melongok aja”ucap Evan secara tiba-tiba dan langsung duduk santai diatas motorku.
            “Aduh,,, “
            “Tenang nanti aku bantu”ucap Evan dengan santai sambil meninggalkanku.
            “Mau kemana Van ???,”
            “Katanya mau bantuan “
            “Mau pulang tidak, cepat Van jangan stress disini !!”

Aku benar-benar habis piker kenapa Aulia jadi tambah dekat sama Irvan, kenapa ??, kenapa ??, ah selalu begini tidak ada yang benar dengan hidupku ini. Aku benar-benar dibuat pusing bukan saja dengan hukuman yang  datang secara tiba-tiba tanpa sebab kepadaku, tapi Aulia, kenapa bisa ??


∞∞∞∞∞∞∞∞


           
“JONI MARTINUS !!!!!!” triak seseorang padaku, dari tengah-tengah keramaian kelas
“prak,,,, what ????? “ ucapku kaget, aku yang duduk dengan santai ditempat dudukku lantas terjatuh, “BU Maria !!” ucapku dalam hati….
`” Ada apa BU ???”tanyaku bingung, tampak Ibu Maria sedang marah, mukanya yang tidak terlalu cantik berubah jadi kacaw,
“JONI cepat menghadap Ibu diruang guru” perintah Ibu Maria
`I,,,,iy,,,,,,,iya,,,iya ,,,,Bu “ seketika suasana kelas yang rimut menjadi hening dan sepi, semua orang terpaku dan kaget dengan teriakan Ibu Maria, nampaknya akan ada sesuatu yang buruk akan terjadi padaku. Hal selalu terjadi saat ku langkahkan kakiku menuju ruangan guru, dari langit yang cerah tiba-tiba mendung, muncul kucing tiba-tiba dihadapanku, ruangan yang selalu ramai tiba-tiba sepi, dan aku serasa selalu diikuti seseorang, namun saat aku memalingkan mata kebelakang, tak tampak sebatang hidung pun ada. Saat aku kembali melangkah tiba-tiba suara aneh terdengar seakan memanggilku. “ Joni,,,Joni,,,,”. Aku berusaha tidak menghirawkannya. “argkk,,, kok banyak debu ???”ucapku. debu bermunculan dari ruang kelas yang kosong. Saat aku melewati kelas itu, lagi-lagi “Joni,,Joni,,,”. “aduh sial banget, ada apa sih ini ???”tanyaku dalam hati. Aku berusaha memberanikan diri masuk ruang kelas yang kosong itu, mencari sumber suara yang memanggilku, kuterobos debu yang masih bertiup seakan membentengi tubuhku. Tiba-tiba muncul bayangan hitam yang semakin mendekatiku. “Ibu Ros !!!” ucapku terkejut. “aduh nak Joni, tadi dipanggil Ibu Maria. Cepat sana !!!, jangan disini banyak debu, ibu lagi beres-beres” ucap Ibu Ros yang bekerja sebagai tukang bersih-bersih. “hehehehe” aku sangat lega.
Namun perasaan lega belum sepenuhnya hadir dihatiku, saat kakiku melangkah masuk keruang guru, perasaan takut lagi-lagi datang. “Joni cepat duduk “teriak Ibu Maria yang sudah menungguku dengan sabar. “Iy,,,iya BU “,
“Begini, Jon, akhir-akhir ini ada sesuatu yang berbeda telah terjadi pada padamu, betulkan ???”Tanya Ibu Maria sambil berdiri dan menepuk pundakku.
“Iya Bu “ jawabku dengan gemetar
“Ibu bangga sekali pada mu Jon,,Ini “ungkap Ibu Maria padaku. Aku sangat bingung denag perkataannya. Sebuah amplok merah diberikan kepadaku. Saat aku buka”Eh, kok bias ???” tanyaku tidak percaya.
“Itu semua usahamu Jon, selamat yah,,,, akhirnya tulisanmu mendapat penghargaan dari pemerintah”ucap Ibu Maria
“Tapi,,,tapi kan,,, yang benar saja,,, Novel buatanku gak bakal sebagus itu kan Bu ????”tanyaku tidak percaya.
“Ini, ada hadiah dari Ibu. Minggu depan kan ada pasar malam. Ini Ibu punya tiket buat nonton bioskop bersama 3 orang temanmu” Ibu Maria tersenyum sambil memberikanku 4 lembar tiket bioskop.
“Tapi Bu,,,, “. “tapi Apa ????” Tanya Bu Maria
“Terimaksih Bu,,,,” ucapku sambil mengambil 4 lembar tiket itu. Aku bergegas keluar dari ruang guru. “Hore!!!” teriakku. Saat aku melihat 4 lembar tiket itu yang terpikirkan olehku hanya Aulia.
 Tepat pukul 3 sore aku berdiri menunggu Aulia didepan pagar rumahnya, detik berlalu, menit berlalu dan 1 jam pun telah berlalu. “Tit,,,,Tittt” bunyi kelason mobil mewar dari arah belakangku, aku yang sedang menunggu seperti patung dengan napas yang tidak karuan terkejut dan hampir menuangkan semua kemarahan kepada orang yang mengendarai mobil itu. Namun saat aku hampir mendekati mobil itu, dan jari tangan telah memegang kuat kepalan amarah tampak didalam mobil aku lihat Aulia bersama Irvan. Entah apa yang aku rasakan, perasaan kecewa dan cemburu telah meluas didalam hatiku, hari itu aku hanya diam dirumah, 4 tiket yang kudapatkan kini tidak lagi berarti, semua terbuang sia-sia.

      





LELAKI ITU !!!!

            Setelah beberapa bulan bayang hitam yang terus menghantuiku semakin kelihatan jelas siapa yang bersembunyi dibalik bayang hitam itu, tetapi semua kejadian aneh yang terjadi masih merupakan tanda tanya besar, apa yang sebenarnya terjadi ??.
            “Hai boleh nebeng lagi tidak ?”tanya Aulia yang datang mendekatiku. Aku hanya diam sambil melakukan hal biasa yang kulakukan untuk mengisi pagiku disekolah. “maksudku  bolehkan cumi asap ?”tanyanya lagi sambil duduk disebelahku. Aku kaget, aku langsung menyembunyikan selembar kertas yang sedang aku tulis.
            “Boleh tanya tidak ?”ucapnya lagi
            “Tanya apa ?” tanyaku sambil duduk menghadapnya
            “Apasih yang sedang kamu tulis ?, maksudku apasih isi kertas yang kamu tulis setiap pagi ?”tanyanya
            “Bukan apa-apa kok”ungkapku sambil tersenyum. Dia selalu bertanya tentang semua masalah yang sedang aku hadapi, tapi aku lebih memilih menyembunyikan semuanya. Setiap dia bertanya tentang masalahku aku selalu menghindar, mecari alasan agar dia tak ingin mengetahui semua masalahku.
Awas !!!, ahhhh. Tidak !!!!!” teriakku. Trek merah itu lagi-lagi melaluiku begitu saja. “apa yang sebenarnya terjadi. Saat aku terbangun aku sudah berada didepan rumah tua yang ada didekat jembatan SMA karya. “kenapa aku ada disini ?”. pintu rumah itu terbuka, tangan, kakiku bahkan tubuhku bergerek sendiri. Aku mendekati masuk kerumah tua yang kotor itu. Aku memaksa tubuhku mencoba melawan gerak langkah yang seakan mengontrol jiwaku. Saat aku masuk, tubuhku bisa aku control lagi”alhamdullilah”. “prak” pintu itu tertutup dengan sangat kencang. Aku sangat takut , pintunya tiba-tiba saja terkunci. Aku sangat cemas, “apa yang sebenarnya terjadi ?”. bayangan hitam datang mendekatiku. Bayangan hitam itu ?, bayangan yang selalu mengikutiku. “kau siapa sebenarnya ?” tanyaku kepada sosok hitam itu
            “Sudah saatnya “ucapnya
            “maksudmu ???, maksudmu apa ??” tanyaku lagi dengan nada takut
            “Kau adalah ….”. ucapannya terputus. Bayangannya pun menghilang terhapus sinar matahari yang datang menyapa.
            “tunggu dulu, hai tunggu!!!”teriakku. tiba-tiba sinar menyilaukan datang menghantam tubuhku. “ahhhh”teriakku.”ah,,ahh,ah, apa yang terjadi, sial lagi-lagi mimpi aneh itu”.ucapku yang baru tersadar dari tidur.
            “Tok,,,Tok,,,Tok,,. Bangun sudah pagi kak !!”ucap Nadin adik perempuanku sambil membereskan rumah.
            “Iya,,,iya,, nanti aku bangun. Cerewet !!!”teriakku. pagi itu sangat dingin, soalnya seperti biasa pagi-pagi hujan telah turun dengan deras. “dingin”selimbut yang ada di bawah kakiku kutarik lagi, “Bangun dasar pemalas !!!!”ucap seorang wanita yang tidak aku kenal, wanita itu langsung menarik selimbutku dan menarik bantalku dengan paksa, hal hasil aku yang kaget langsung mencium lantai dengan gaya seorang penerjun paying.”aww,,aww,aw, sakit”teriakku.
            “Dasar lebay,,,!!!. Cepat bangun nanti telat tau”ungkap wanita itu.
            “Iya,,iya. Sabar inikan masih hujan.”ungkapku sambil berusaha bangun dari tidurku. Saat aku mencoba berusaha membuka mata”Astafirulloh,,,Aulia !!!”
            “Cumi asap !!!!, kenapa sih kalo ketemu aku selalu begitu ??”tanya Aulia
            “Tidak, aku bukan bermaksud gitu.. tapi kenapa kamu ada disini ??”tanyaku bingung
            “Apa tidak boleh ? sekali-kalikan “jawabnya sambil tersenyum
            “boleh sih, tapi aneh saja”aku langsung bergegas mengambil handuk dan berlari menuju kamar mandi “tunggu sebentar ya ???”.
            “prak,,,dug,,,aww”terdengar suara teriakkan dari arah kamar mandi. “dasar cumi, kau tidak apa-apakan ?”tanya Aulia dari luar pintu kamar mandi. “tidak kok, aku tidak apa-apa, aku Cuma kepleset aja”ungkap ku sambil menahan rasa sakit. Kepalaku mengalami sedikit memar karna menyentuh lantai kamar mandi. “Makannya jangan suka bengong !!!” teriak Aulia sambil tertawa. Sembari menunggu Aulia asik berbincang dan bercerita dengan Nadin. Mereka keliatan dekat. Setelah beberapa menit Aku berangkat kesekolah bersama Aulia, yang datang tak diundang pulang minta diantar. “Sial”.
            Hari itu sepulang sekolah aku mengantarnya pulang. Aku memang merasa senang tetapi aku juga merasa aneh. “kenapa Aulia datang kerumahku ??”.
            “Jon, sori ya merepotkan. Sebenarnya tadi pagi aku diantar ayahku, tapi ayahku tadi mendadak harus kekantor, ada urusan penting. Makannya dari pada terlambat aku berhenti didepan rumahmu aja.”ungkapnya.
            “Oh. Gitu, memangnya ayahmu kerja dimana ?”tanyaku
            “sama kok kayak Ayahmu. Kantornya juga sama”
            “Oooh”
            “Jon, Irvan tinggal disekitar rumahmu ya ?”, mendengar pertanyaan Aulia, aku merasa kesal. Apa lagi mendengar nama Irvan. Menurutku dia bukan orang baik.
            “Irvan ????, Aku tidak tahu”jawabku dengan dingin
            “kenapa sih Jon. Apa kamu pernah punya masalah sama dia ?”
            “Bukan begitu, entah kenapa aku muak mendengar nama laki-laki itu”ungkapku
            “kok gitu ?, Maaf ya. Aku tadi Cuma liat dia sedang menunggu seseorang di dekat rumahmu, dia  selalu cemberut kan, aku tidak pernah melihatnya tersenyum ataupun bergaul dengan siapa saja ?”ungkap Aulia
            “Lebih baik diam, aku tidak suka membahas orang itu !!”bentakku
            “Maaf , jangan marah ya cumi asap “. Aku tidak tahu kalo dia tinggal disekitar rumahku, selama ini setauku tidak ada orang yang baru pindah di sekitar rumahku.
            “kamu kenapa Jon ???, jangan marah ya ?” ungkapnya lagi sambil tersenyum.
            Saat dikelas Aulia selalu menggenggam tangan ku dan tertawa,aku tidak terlalu peduli dengan hal itu. “Jon kamu bohongkan waktu itu, sebenarnya apa yang kamu sembunyikan. Aka kamu punya masalah ????”tanya Aulia. Aku melepaskan genggamannya”Maaf, maksudmu apa ?”tanyaku tanpa melihat kearahnya dan tetap berjalan menuju ruang kelas.
            “katanya kamu alergi sama wanita, tapi kok tadi kamu tidak alergi saat aku peluk waktu dimotor tadi”tanya Aulia sambil tersenyum. Aku berhenti, menghentikan langkahku“Lebih baik jangan campuri urusanku.” Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku.
            “Oh begitu”terdengar nada putus asa”Maaf ya “ ucap Aulia sambil tetap melihat kebawah. Aku memang kelewatan, tapi ini lebih baik dari pada dia tahu tentang semua masalahku. Aku tidak ingin dia mengalami hal aneh sepertiku.
            Saat jam keluar main, ketika aku ingin berdiri, seketika suasana menjadi hening dan sunyi. Irvan lelaki misterius itu mendekatiku, dekat, dekat, dekat, dan semakin dekat. “Bagaimana kalo dia juga ikut ???Itu akan menarik” ucapnya sambil tersenyum. Aku tidak melihat tatapan matanya, rambunya yang panjang menutupi kedua mata yang mengerikan. Senyum yang berisi hasrat membunuh dapat aku rasakan.”sebenarnya kau siapa, dan apa maksudmu ???”tanyaku.
            “Semuanya sudah terjadi, jika kau ingin mengubahnya. Coba saja sendiri !!!”Ucapnya. amarahku tak bisa kubendung lagi, dia seakan terus memancing kemarahanku. Tangan kananku tak bisa aku kendalikan, amarah telah menguasainya. Ketika tanganku hampir mengenainya, tiba-tiba tangan ku berhenti bergerak. Saat itu matanya yang mengerikan tampak. Dia menatapku dengan penuh kebencian. Dia tersenyum”Jaga baik-baik dia”. Tubuhku tak bisa bergerak, dia pergi meninggalkanku. Saat dia pergi, tubuhku baru bisa digerakkan kembali. Aku tidak tau apa yang terjadi. “Hai Jon, lagi apa ???bengong lagi ???”ucap Aulia yang datang mendekat.”bukan urusanmu”
            “tadi aku lihat kamu sedang dua-duaan sama Ir, yah lelaki yang kamu benci, M,,M,,M, apa kamu suka sama dia ya ?”tanya Aulia sambil duduk disebelahKu,
            “Maksudmu ???, Aku masih waras”ungkapku sambil duduk, sial kenapa Aulia selalu mendekatiku, padahal nampaknya rencanaku tadi pagi berhasil.
            “Sayang !!!”teriak seseorang dari arah pintu kelas. “Jon aku behasil mengikuti seleksi lomba OSN,,,!”teriak Evan yang lagi keliatan sangat senang.
            “M,,M,,M,, ternyata benar pendapatku, kamu suka sama laki-laki ya Jon ?” tanya Aulia sambil menatap tajam.
            “Apa enak saja”ungkapku. “Joni !!!”teriak Evan mendekat. “pergi kau. Najis !!!” teriakku kepada Evan yang hamper memelukku. Aku tahu dia sedang senang, tapi dia terlalu berlebihan.”Pergi kau, aku masih normal”teriaku.
            “Yah sudah, dah sayang”ucap Evan sambil cekikkikkan
            “Jadi benar kan ???”tanya Aulia lagi sambil tertawa
            “Entah lah. Dasar Bangau !!!”aku pergi meninggalkan Aulia yang masih tertawa. Puas banget ngeledek orang.
                       
            Mimpi aneh tentang rumah tua di dekat jembatan SMA karya terus membayangiku, membuat aku menjadi penasaran. “siapa sebenarnya orang yang selalu menghantuiku ?, siapa sebenarnya sosok hitam itu ?, dan apa maunya ?, apa benar pirasatku, apa dia Irvan ?”tanyaku dalam hati. Semua pertanyaan itu selalu membayangiku. Sore harinya aku putuskan untuk memuaskan semua rasa penasaranku yang semakin menjadi. Aku terpaksa harus melalui hutan dan semak-semak untuk masuk kerumah tua itu. Saat sampai disana, suasana sepi dan hening kurasa semakin mencekam. “Auuu !!!!,,,,Grrrr !!!” terdengar suara aneh dari semak-semak.”Astafirulloh, siapa disana ?” tanyaku ketakutan. Tiba-tiba saja pintu rumah tua itu terbuka, padahal tidak ada sedikit pun angin yang berhembus. Aku yang merasa takut langsung saja masuk kerumah tua itu. Kaki ku gemeteran, bulu kudukku semakin merinding, dan keringat ketakutan terus menetes. “grek,,” bunyi apa itu ?. suara aneh tiba-tiba muncul dari arah salah satu kamar yang ada disana. Aku sangat ketakutan, tapi rasa penasaranku terus mendorongku.”Ya Allah lindungilah hambamu yang imut(itam Mutlak) ini, hambamu belum mau mati, nanti kalo aku mati disini,dan siapa yang bakal nemuin jasadku. Ya Allah hamba belum nikah !!!” teriakku dalam hati. “Bismillahhirohmannirrohim”. Saat aku buka pintu itu, aku tidak melihat siapa-siapa. Hanya sebuah botol yang tergetak jatuh.”kau berani juga ya ?”ucap seseorang, suara itu tiba-tiba terdengar, entah dari mana asalnya. Aku sangat takut”siapa kau sebenarnya ?” tanyaku ketakutan. “Aku Irvan, akulah yang selalu mengikutimu, kau telah masuk dalam permainanku “tiba-tiba saja sosok Irvan muncul di dekat jendela. “jadi kau, apa sebenarnya yang kau mau ?” teriakku dengan amarah yang tiba-tiba saja muncul. Dia tersenyum dan duduk didekat jendela yang tertutup itu. “Apa kau suka darah ?”tanyanya lagi.”jawab aku dengan serius”amarah ku dan kebencian ku semakin menjadi. Jadi selama ini benar kalo dia yang menghantuiku. Tinju ku langsung mengalah tepat kewajahnya. Dia terjatuh, bibirnya mengeluarkan darah. “Em, darah itu nikmat yah. Santai saja lebih baik kau duduk dulu”ucapnya dengan santai.
            “Jangan main-main ya, kubunuh kau !!!” teriakku. Aku sangat marah. Tinju hampir mengenainya. Dia menahan tanganku dan mendorongku tepat kearah sebuah kursi.
            “Hahaha”dia tertawa, matanya yang merah tampak seperti habis membunuh”KAu mau membunuhku ???he,,Lebih baik kau diam, atau kau mau seperti mereka juga”dia berhenti tertawa, berjalan menuju sebuah kamar dan membukanya. “weekkk” perasaan mual terasa olehku, dikamar itu, dikamar itu dipenuhi mayat, darah segar mengalir laksana air yang mengikuti arus. “kau !!!!,kau !!!, kau siapa. Dasar iblis !!!” teriakku. Aku langsung berdiri, hasrat ingin membunuh seakan menyelimbutiku. Namun tiba-tiba sebuah tali merah telah mengikatku.
            “kau tanya tadi apa mauku kan ?. kita buat perjanjian jika kau bisa mengikuti semua tantangan yang aku buat kau akan selamat. Bagaimana ?”tanyanya sambil memegang kepalaku dan menarik rambutku.
            “Kau yang akan aku bunuh !!!”teriakku lagi.
            “Asal kau tahu jiwamu sudah ada ditanganku. Apa kau ingat saat hujan deras, sebuah trek merah menabrakmu. Tepatnya melaluimu ???. ketika hujan jiwamu ada bersamaku.”
            “maksudmu apa ?”tanyaku
            “Baiklah, kau tak akan mengerti. Begini saja intinya kita sudah terikat, aku adalah kau dan kau adalah aku. Aku adalah kebencianmu.”ungkapnya lagi
            “Apa !!!, apa kau tidak bisa serius !!!”
            “Dasar bodoh, sudah kubilang kau adalah aku. Kita satu mengerti”ucapnya sambil melepaskan genggamannya
            “Apa kau tidak mengenali mereka semua, mereka yang telah menjadi mayat ??, coba kau lihat” dia mendekati mayat-mayat itu dan mengambil salah satunya.
            “Coba kau ingat, apa kau ingat wajah ini”dia menarik rambut mayat itu dan menampakkan wajahnya yang penuh luka kepadaku. Aku berusaha mengingatnya ,”Dia…..!!”
            “Ya dia orang yang mengusir kau dan keluargamu dari rumahmu sebelumnya. Coba kau lihat wanita yang terbaring didekat pintu. Apa kau ingat dia, dia orang yang telah membunuh pamanmu. Dan apa kau ingat mereka ??” dia menujuk kearah mayat remaja yang terkapar didekat jendela” mereka orang yang telah mempengaruh saudara laki-laki mu untuk masuk kejalan yang salah. Saudara laki-lakimu menjadi pengguna narkoba karena mereka. Apa kau ingat” dia tersenyum dan tertawa dengan lantangnya.”hentikan-hentikan !!!!, aku tidak mau mengingatnya lagi. Hentikan !!!”teriakku, dia mengingatkan semua kenangan buruk yang selalu ingin kubuang dari kehidupanku. Semua kenangan buruk itu sudah terkubur rapih. Tapi dia,,,dia menggalinya kembali.
            “Saat itu kau sangat ingin membunuh mereka kan ????, tapi saat itu kau sangat lemah,,,, ya kau lemah !!!!!, tapi aku kuat,hahahahha” dia membuang mayat yang dipegangnya seperti sampah.
            “Apa maumu ?”tanyaku, air mata tak bisa kubendung, ketakutan akan kebenaran telah mengusai hatiku.
            “Kita bermain, bagaimana ?. Jika aku menang kau akan aku bunuh”
            Aku mengangkat kepalaku, aku menatap nya dengan penuh kebencian”tapi jika aku menang kau yang akan kubunuh”ucapku
            “Baiklah, permainannya mudah, setiap hari akan ada kertas yang datang padamu. Dan kau harus memecahkan semua yang ada didalamnya. Ini seperti permainan detektif. Hanya saja jika kau terlambat akan ada yang mati. Aku beri kau 7 kertas jika kau hanya bisa memecahkan 3 buah maka kau dianggap kalah. Mengerti “
            “Apa yang benar saja”ucapku sambil memberontak, berusaha melepaskan diri dari ikatan tali yang menggenggam kuat kedua tanganku. Dia mendekatiku “Ini sebagai bukti perjanjian kita, kurasa kau harus suka darah “ucapnya sambil memakaikan sebuah kalung dileherku. Saat kalung itu terpakai dileherku. Sebuah trek merah datang dari arah mayat-mayat yang tergeletak.” Ahh,,,Ahhh”teriakku.
            “Kak,kak. Istifar kak” ucap Nadin yang membangunkanku
            “Hah,,hahh,. Itu Cuma mimpi ??” tanyaku
            “Kakak dari tadi mengngigaw” jawabnya
            “Oh, gitu. Syukurlah.sana pergi aku mau tidur lagi”suruhku sambil mengambil kembali selimbutku yang terjatuh.
            “kakak !!!, sekarang sudah jam 7 tau,”teriak Nadin
            “Oh,,,eh jam 7 ?? apa ???, yang bener ?? serius ??? masa ??”tanyaku bercanda
            “Dasar cumi asap !!!”
            “eh kenapa kau memanggilku begitu ??”tanyaku lagi sambil melotot
            “Memangnya kenapa ???, kalo Kak Aulia kok boleh, malah kakak gak marah “jawabnya meledek.
            “Nadin !!!”teriakku, aku lansung mengejar bocah manis itu, “awas ya kalo dapat lihat saja !!!” teriakku sambil mengambil sepotong roti yang ada dikamarnya.”Kok agak aneh rasanya ??, ah masa bodoh yang penting makan “gumamku dalam hati.
            “Loh kok, kakak !!!, kakak ngambil roti dimejaku ya ???” teriak Nadin.
            “yah, memangnya kenapa ?”jawabku dari dalam kamar mandi.
            “Oh gitu,,,hehehe enak yah ??” tanyanya. Aduh ada pirasat aneh yang terasa. “ hahahha, kakak makan makanan kucing ya. Nikmat yah?”
            “Apa,,weeekk !!!, NADIN !!! Awas kau nanti”teriakku semakin kencang
            “Joni !!.”teriak ibuku.
           
            Setelah mandi, saat aku melihat kearah cermin”Kau !!!, kau !!!, jadi selama ini, ternyata, aku tidak terlalu jelek ya,?” tanyaku pada cermin dengan PD. “wahai cermin kaca, katakanlah apa aku ini tampan ?”tanyaku iseng, barangkali aja aku punya cermin ajaib. “Kamu tidak tampan tapi jelek”suara aneh terdengar. “masa ???? yang benar ???” tanyaku lagi sambil mengambil bantalku yang ada dikasur. “Benaran, kamu itu benar-benar jelek ples item “suara itu semakin terdengar jelas asalnya. “Nadin !!!!, Awas kau”teriakku sambil melemparkan bantal kearahnya.
“AW, sakit !!. Kakak !!!!! dasar Item !!!” teriak Nadin sambil menjauh dari kamarku.
            “Aduh, gawat aku udah terlambat, sudah jam 7.15.  untung hari ini tidak hujan “ saat tali sepatuku selesai diikat, tiba-tiba saja hujan deras “Aduh,,sial !!”teriakku.
            “Yah hujan deras, kak antar aku dulu yah ??, Ayah gak kekantor hari ini, oke “ungkap Nadin sambil tersenyum. “dasar senyum buaya. Kalo ada maunya yah gini. Baikin-baikin orang.”gumamku dalam hati.
            “Lho, kakak beli kalung ya ??, bagus juga ada tengkoraknya “ucap Nadin sambil memegang sebuah kalung yang terkait dileherku.
            “Ini, Ini kan. Apa jadi tadi bukan mimipi ? jadi ini beneran.” Ungkapku dalam hati. “Iyah “ jawabku sambil berusaha tertawa.
            “Cepat ambil jas hujan, haduh bisa terlambat nih. Cepat Nadin !!”
            “Iya kak, tunggu “ucap Nadin tergesa-gesa sambil membawa sebuah jas kuning.
            “Ayo berangkat kak. Maju !!!”teriaknya dengan senyumman yang manis.
            “Baiklah ayo maju. Hehehe !!!?”balasku tidak kalah hebohnya.


Bersambung.......
Lagi Proses pembuatan,,hehehehe

Di dunia ini tersimpan berbagai rahasia yang unik dan menarik, banyak hal yang tidak kita ketahui tersimpan dibalik laju aluran waktu yang terlihat samar-samar, Alam yang kita kenal tanpa kita pedulikan memiliki berbagai manfaat yang sangat besar bagi kehidupan kita, banyak kejadian masa lalu yang menakutkan, menegangkan, bahkan luar biasa telah terjadi tanpa kita ketahui.
Jomblo IMUT
22.43 | Author:


Meets Princess

Pagi itu sang mentari menghunjamkan jarum-jarum panasnya kepermukaan tanah yang masih basah, sang awan pun enggan menyapa. Begitu panas pagi itu serasa ada didalam oven yang sedang menyalah, gas-gas kenalpot motor dan mobil pun menambah sengsara bumi. Padahal masih pagi namun kota kecil kayak gini hampir sama ributnya dengan kota-kota besar.
“Ibarat jarum yang masuk kedalam jerami, didunia ini sangat sulit  untuk menemukan lyang namanya keajaiban, namun sangat mudah untuk menemukan hal aneh yang terus muncul selama waktu masih menulis semua kisah dengan tinta takdirnya. Sebuah pena yang menentukan kehidupan dengan coretan yang berbeda disetiap waktu. Namun bukan berarti keajaiban itu mustahil terjadi, dengan cinta mungkin keajaiban itu akan muncul.” Itu semua adalah kata-kata terakhir yang ditulis Dr. Firman Djoroningrat untuk kakekku, aku tidak pernah tahu apa maksud dari kalimat itu, namun setiap kali aku merasa putus asa ayahku pasti selalu mengatakan kata-kata itu. hingga usiaku yang beranjak dewasa, kata-kata itu masih tardengar jelas dalam ingatanku.
“Prak…prak….”
            “Hai, Jon. Tunggu !!!!!!” teriak seseorang yang tiba-tiba muncul dari arah belakangku. Aku langsung memalingkan muka kebelakang, Evan salah satu teman terbaikku tampak bahagia dengan potongan rambut lamanya, gaya tokoh utama sinetron cecet yang menjadi kegemarannya. “Hai, eh kamu Van ???” balasku sambil tersenyum. Hari itu adalah awal baruku untuk memulai tingkatan baru, masuk kesekolah menengah atas untuk melanjutkan hidup sebagaimana layaknya orang-orang seusiaku. “Jon, kamu mau masuk SMA mana ?” Tanya Evan. “Gue mau coba dulu SMA N 1, kalo kamu ?”, jawabku
“kalu ambo mau nya SMK 1 namun berhubung ambo tidak punya teman mau daftar kesana, ambo ikut kau saja, daftar SMA N 1, oke”ungkap Evan
            “Sinting kau, pake ambo-ambo, kamu memangnya orang mana, gila !”ungkapku sambil menatap Evan dengan tatapan syatan.
            “Ooooo”ungkap Evan sambil menampar ku.,,,,prak,,,
            “Aw,,aw,aaw,,aw,aw, sakit “teriak ku
            “Lebayyyy !!!”
            Pagi itu seperti biasa canda dan tawa hadir dalam hidupku, aku dan Evan yang tampak kurang bersemangat dan kurang pede dengan penampilan melangkah maju untuk mendaftarkan diri ke SMA N 1 Bengkulu Selatan. Evan yang berjalan disampingku sesekali merapikan rambutnya dan mengedipkan matanya. Saat sampai didepan SMA aku malah merasakan keanehan pada diri Evan, Evan yang biasanya jelalatan lihat cewek malah bengong kesambet, tidak tahu kesambet apa, tapi hal inilah yang membuatku perpikiran untuk melakukan hal yang aneh.  “Busettt !!!, penuh banget, ada pembagian sembako ya ? uncapku sambil menarik paksa. “Eh, tunggu, ada apa nih ?” Tanya Evan yang baru sadar dari bengongnya
            “Ada pembagian sembako tuh “ungkapku
            “Oh, gitu “, “Apa sembako” Evan yang mendengar perkataanku langsung melepaskan diri dari genggamanku dan bergegas berlari menuju tempat yang aku tunjuk sebagai tempat pembagian sembako. Evan yang nekat, langsung aja menjebol benteng barisan alias orang-orang yang berkerumbunan. , “HA,,,HA,,,HA,,” Setelah beberapa lama aku menunggu sambil ditemanin sebotol teh gelas yang segar, Evan muncul dari balik kerumunan sambil membawa 2 lembar kertas, Evan keluar dengan wajah hitam yang dipenuhi dengan cucuran keringat. “Bagaimana Van, dapat gak ?, pasti kamu gagal, makannya dari tadi,,,”belum sempat melanjutkan kata-kataku sebuah benda yang diduga adalah tangan seseorang mendarat dimuka ku yang hitam.,,,PRAK,,,
            “AW,,aw,,,aw, sakit “teriakku dengan nada lembut
            “Kurang ajar kamu Jon, tuh bukan pembagian sembako tapi pembelian formulir pendaftaran, mana mungkin hari gini dan disini ada pembagian sembako, mustahil”ungkap Evan dengan nada marah.
            “Oh gitu”ucapku sambil bengong, “kalo kamu tau kok kamu masih percaya kata-kata gue”ujarku sambil tertawa terkikik-kikik.
            “Oooo, Joni !!!!”teriak Evan marah
            “Evan !!!”balasku tidak kalah kerasnya
            Evan cuma mangut kehabisan kata. Hal hasil ide anehku berjalan sukses, tanpa susah payah ngantri panas-panas, formulir pendaftaran aku dapatkan secara gratis. Saat tamat smp tidak terpikirkan olehku untuk melanjutkan sekolah ke sekolah menengah atas negeri, hal ini dikarenakan keadaan ekonomi keluargaku yang tidak memungkinkan untuk hal itu, aku lebih memilih agar adik-adik ku saja yang melanjutkan sekolahnya hingga keperguruan tinggi, namun ayahku bersih keras agar aku dan adik-adikku semuanya bisa sekolah. SMA Negeri 1 BS ini termasuk sekolah yang populer, biaya sekolahnya juga besar, ini memang menjadi beban bagi keluargaku, tapi ini semua sudah menjadi keinginan kedua orang tuaku, agar aku mendapatkan pendidikan yang bagus. Sekolah ini memang benar-benar jauh berbeda dari sekolah SMPku yang ada didekat rumah, udara laksana bunga semerpak yang hujan dan membawa ribuan kenyamanan yang harum dan indah, wangi yang mengundang dan menusuk seakan mengikuti langkahku disana. Setiap orang terutama wanita yang ada disana berpakaian sangat rapih, bahkan penampilan mereka sudah menggambarkan siapa sebenarnya mereka, keluarga yang terpandang jelasnya. “Van lho kenapa ? kok kelihatan cemas, oh pasti lagi dapet ya” ucapku iseng, mencari-cari kegiatan. Evan hanya diam membisu seperti batu. Nampaknya penyakit lamanya lagi kambuh, maklum suka melamun.
            Tiba-tiba, suasana yang ada disekelilingku menjadi sunyi. Mataku hanya tertuju melihat ke satu arah. Klik, entah apa yang terjadi dengan kepalaku, aku merasa ada sebuah benda asing yang menghantam tepat diatas lambung dibawah diafrakma, tepat benda itu telah merasuk dan menyebarkan virus-virus yang luar biasa dihatiku. Jantungku seakan bernyayi, berdetak keras mengikuti perintah virus itu. Mataku hanya  terpaku kesatu arah, terpanah melihat seorang cewek manis yang datang mendekatiku.”Waw cantik banget tu cewek, manis lagi senyumnya”ucapku kepada Evan sambil terus memandang cewek itu. Tidak ada sautan dari Evan, tanpa sepengetahuanku Evan udah menghilang seperti jelangkung datang tak dijemput pulang tak diantar. Aku tidak peduli sama Evan, karena sekarang ada yang lebih penting dari yang namanya Evan. Mau hilang atau tidak balik lagi juga tidak apa-apa. Cewek itu semakin mendekatiku, aku jadi cemas, keringat dingin bercucuran keluar membasahi wajahku yang imut (Itam Muntlak). Cewek itu tiba-tiba berhenti didepan papan pengumuman.”yah, gue kirain mau kesini”ucapku kesal. aku langsung berdiri. “Jika dia tak datang tak salah jika aku yang menyapa”ucapku dalam hati. Klik, ide gila seakan datang menyapaku. Memang taruhannya harga diri, tapi entah apa yang mendorongku. Demi mengetahui namanya, aku nekat.” EGP pada dunia, malaikatku aku datang”.
            “Evan, Evan !!!! where are you going ?”teriakku tanpa menghiraukan orang yang ada di sekelilingku, saat itu entah apa yang sedang aku pikirkan. Hanya hal aneh ini yang terpikirkan olehku, yah,,,yah,,, beginilah mungkin yang dikatakan jatuh cinta.
            “Hai, kamu cari siapa ?”Tanya seseorang kepadaku dengan nada lembut. Saat aku menoleh kearah asal suara itu. tiba-tiba, aku langsung memalingkan wajah.
            “Ada apa, kok kamu memalingkan muka, apa ada yang salah dengan wajahku ?”ungkap cewek itu.
            “Bukan gitu, gue, maksukku  aku cuma cemas aja, soalnya baru kali ini aku bicara sama cewek yang cantik dan manis kayak kamu”ucapku sambil menatap wajah cewek itu. Beginilah lelaki, kerjanya selalu gombal.
            “Oh gitu, makasih ya. M, kamu tadi cari yang namanya Evan kan ?”Tanya cewek itu
            “Iya, kok tau?”tanyaku sambil tersenyum “jangan-jangan kamu dari tadi ngikuti aku ya ?” ucapku dengan PD.
            “Bukan,, bu,,bukan kok. Tadi kan kamu teriak manggil-manggil nama Evan, apa lupa?”
            “Oh iya, hehehe. Memangnya kamu liat, Evan “
            “Evan itu,? Dia tadi duduk disampingmu kan ?”
            “Iya, benar.”ucapku sambil menggaruk rambutku yang kriting
            “Kalo tidak salah lihat, dia tadi keluar gerbang, mungkin pulang”
            “Oh, gitu. M nama kamu widiya kan ?”tanyaku asal
            “Bukan, nama saya Aulia anggarani, panggil aja Aulia atau Rani juga boleh”ucap cewek itu dengan senyum yang manis.
            “Oh, gitu. Aku Joni Mastinus, panggil aja Joni.”


∞∞∞∞∞∞∞∞

           
            Pada hari pertama aku masuk sekolah, aku merasa sangat bahagia. Ternyata aku sekelas dengan Aulia, hehehe hidupku kini lebih berwarna. “hai, Jon. Kamu lagi apa ?” Tanya seorang wanita kepadaku. “ Eh, tidak. Oh kamu Aulia , aku tidak sedang lagi apa-apa. Memangnya ada apa ?” Tanyaku sambil duduk mendekati Aulia.
 “tidak kok aku cuma mau tanya aja. Kamu lagi mikirin apa ?” tanya Aulia sambil menatapku.
“oh tidak, aku cuma mikirin kamu aja “ Jawabku asal.
“aku ? memangnya ada apa dengan ku?”.
 Joni membusungkan dada”kamu tambah cantik “.
“Oh,gitu,,,. M, maksud mu ?” Aulia bingung.
“bukan apa-apa “ aku berdiri dan pargi meninggalkan Aulia didalam kelas. “ aku kebelakang dulu ya”
            “Aneh “ucap Aulia
Pagi itu seperti pagi-pagi biasanya, aku berusaha memfokuskan diriku untuk menuntut ilmu, walau aku akui memang sekali-kali mati ini tidak bisa mengungkiri ternyata Aulia cantik juga. Eh  maksudnya tidak terlalu fokus 100%.
            Sepulang sekolah, aku duduk santai didepan rumah sambil ditemani segelas teh hangat, tiba-tiba aku teringat pada sesuatu. Aku bergegas pergi kekamarku dan mengambil sebuah surat yang ada didalam tasku, entah siapa yang mengirimkan surat itu padaku, ini menjadi misteri bagiku “mungkin fansku”.  Pada saat aku buka surat itu ada sesuatu yang menganjal dihatiku, perasaan tidak enak datang mendekatiku. Mataku tak berkutik saat membuka surat bersampul hitam itu, aku menarik napas saat membuka lipatan surat itu, dan………………..,”mana tulisannya ????” tanyaku ???????.” apa-apaan ini. Kubalik berulang-ulang dan kuterawang kertas itu namun tidak tampak satu tulisan pun yang tertulis diatasnya. Saat ku periksa lebih teliti ada warna merah yang mengundang perhatianku “ kok ada cat,,,, Eh,,, ini darah kan ???” tanyaku dalam hati. “Bukan ,,ini bukan darah, paling ada orang iseng”. “Ah,,, aku jadi bingung, namun dari pada menjadi pikiran lebih baik dibuang sajalah” pikirku. Surat itu langsung kubuang ketempat sampah yang ada didepanku, seketika tanpa kusadari masih ada selembar lagi kertas yang ada didalam amplok hitam itu. Aku bergegas mengambilnya, namun angin kencang menerbangkan surat itu sebelum sampai ketempat sampah. Aku yang masih penasaran, tanpa pikir panjang lagi langsung mengejar surat yang terbawa angin itu. Surat itu terbawa angin hingga melewati pohon-pohon yang tumbuh lebat didekat rumahku, aku terus mengejar surat itu. Tanpa kusadari kakiku telah terhenti disebuah rumah tua yang kotor.” Ini kan dibawah jembatan, perasaanku tidak ada satupun rumah dibawah jembatan, aneh”ungkapku dalam hati. Angin tiba-tiba berhenti berhembus, surat itu berhenti tepat didepan pintu rumah tua yang ada dibawah jembatan. “aw,aw,, Brrrr.” Aku sangat merasa takut, bulu kudukku seakan ikut merasakan hawa-hawa aneh yang muncul dibalik pintu. Aku bergegas mengambil surat itu, “Jon !!!” terdengar suara orang memanggilku dari arah dalam. Rasa takutku makin menjadi-jadi, “Irvan !!!!” teriakku pada sesosok bayangan yang muncul disamping rumah tua. Aku merasa legah, rasa takutku semakin berkurang. “Hai Van, apa yang kamu lakukan disini, oh ini rumahmu ya ?”tanyaku padanya. Irvan hanya diam sambil menatapkan dengan kedua matanya kearahku. “vis,,, aku Cuma bercanda doang.” Dia hanya tersenyum, dan pergi meninggalkanku sendiri.     “tunggu Van !!!” teriakku takut. Tanpa menunda-nunda lagi aku langsung berlari pergi meninggalkan rumah tua yang menakutkan itu.
Hari-hari aneh belum berakhir, sejak aku menyapa Irvan dirumah tua dekat jempatan SMA Karya. Entah apa yang terjadi, seakan ada seseorang yang sedang mengawasi gerak-gerik ku. Setelah beberapa minggu aku mulai terbiasa dengan kejadian-kejadian aneh seperti bayangan hitam yang selalu muncul dan tulisan aneh yang tiba-tiba selalu ada dimejaku, seperti ada yang ingin memberitahuku, entah apa itu. Sekarang aku mulai terbiasa, aku tidak terlalu memperdulikannya. Beberapa hari ini hujan selalu turun, mungkin akan berlangsung beberapa minggu, Mungkin sudah musim hujan. Setiap pagi selalu saja hujan deras turun membasahi jalanan. Awan  hitam seakan tertawa bahagia melihat banyak orang kesusahan karnanya. “sial “ ucapku kesal. Setelah beberapa menit. Hujan pun belum berhenti. Aku terpaksa nekat membawa motorku di tengah hujan deras. “dingin” itu yang terasa. Jam tangan ku sudah menunjukkan pukul 7 lewat. Aku panik dan memaksakan diri untuk malaju kencang menghantam angin deras yang bergoyang. “Trittttt,, awas  !!!!! ahh “ entah apa yang terjadi. Saat aku tersadar sebuah truk melah melaluiku begitu saja. “apa aku masih tidur, mimipikah ???” tanyaku bingung. Jam ditangan ku masih berputar. “ah aku bisa terlambat” tanpa pikir panjang aku langsung menyalahkan lagi motorku dan langsung melanjutkan pergi kesekolah. “Untung aku pakai jas hujan, tidak basah”ucapku bangga sendiri sambil berjalan menuju kelas. Pagi itu masih sangat sepi, padahal jam dinding yang tergantung didepan kelas sudah menunjukkan pukul 7.15. Seperti biasa sebelum jam pelajaran dimulai, aku selalu memeriksa laci mejaku dan menulis hal aneh yang telah terjadi, hampir semua kejadian aneh yang terjadi selalu aku tulis. “plak “ suara langkah kaki mendekat. Perasaanku berubah, entah ada sesuatu yang salah dengan langkah itu. Lelaki itu !!!, lelaki misterius itu datang. Aku tidak terlalu mengenalnya, tapi yang jelas namanya Irvan. Aku sangat membencinya, aku juga tidak tau apa yang menyebabkan aku sangat membencinya. Dia mendekat, semakin mendekat. Aku berusaha tidak menghiraukannya, keringat dingin seakan menggambarkan perasaan cemasku. Dia berhenti disampingku ”Apa kau sudah makan,, sayang ???” kata-kata memuakkan itu muncul dari mulutnya. “Owek, kau masih waraskan !!!”teriakku tidak suka dengan perkataannya. Dia tidak memperdulikan perkataanku “Aku sangat lapar, bagaimana denganmu ??, apa kau suka darah ??” dia mengatakan itu dan pergi meninggalkanku. Saat dia mengatakan kalimat itu, aku merasa ada hasrat yang tidak enak. Tiba-tiba hujan berhenti. “Ah, apa tidak ada hal yang lebih gila dari ini”tanyaku kepada diriku sendiri.
“Hai, rajinnya !!!”sapa seorang wanita yang datang mendekatiku.
            “Hai !!”balasku terkejut, aku langsung menyembunyikan kertas yang sedang aku tulis.
            “Lagi apa ?”tanyanya lagi.
            “Bukan apa-apa”balasku, aku tidak tau siapa yang sedang menapaku, saat aku mau menoleh kearah wanita itu, ternyata dia sudah pergi.
            Saat pulang sekolah tampak Aulia sedang menunggu seseorang.”Brem,,,brem,,,”suara motor seakan memenuhi gerbang sekolah, motor satu persatu melaju keluar menuju gerbang sekolah. Hari ini perasaanku kurang baik, aku hanya ingin sendiri. Aku diam berusaha tanpa memperdulikan semua yang ada,  bagiku semuanya sunyi.”Hai tunggu Jon !!” panggil Aulia sambil mendekatiku. “Sial !!!, huhh”ucapku dalam hati. Aku hanya diam. Berrrrrr, bulu kudukku merinding, ada sentuhan hangat yang menempel dipundakku. Saat aku membalingkan muka”Astafiruallah” teriakku pelan sambil tersenyum. “Joni !!” teriak Aulia. “Aulia ??. oh, ada apa ?”balasku, “maaf ya, bukan maksudku untuk berkata begitu, OKe, juskiding ja.”ucapku sambil meminggirkan motor.
            “Tidak apa-apa kok,,,. Jon kenapa sih setiap ada wanita yang mendekatimu kamu pasti menghindar ???, jangan-jangan !!!” ucap Aulia sambil tersenyum manis.
            “Maksudnya ??? jangan berpikir macam-macam, hari ini aku cuma mau sendiri aja.”balasku.
            “OH, gitu.. MMM, boleh nebeng tidak ???”tanyanya dengan nada manis.“Tidak boleh”balasku
            “pelit !!!”ucapnya
            “Ahhh, dasar wanita”gumamku dalam hati, aku selalu begini, tidak bisa sekali saja menolak permintaannya.”Ayo, cepat naik !!” ucapku sambil menghidupkan kembali Motor. “Dag-dig-dug”, lagi-lagi perasaan itu terjadi kembali.”trettttt, mau mati ya “ teriak sopir yang mengendarai sebuah trek merah. Lagi-lagi aku seperti melihat sesuatu, penglihatanku kurang jelas, sakit, mataku sakit.”Jon, Joni, kamu tidak apa-apakan ?makannya jangan suka bengong sambil mengendarain motor ya !!!, hampir saja “ungkap Aulia sambil memukul pundakku.
            “Maaf, aku alergi kalo dipegang pinggang sama wanita”ungkapku
            “Oh, alergi  ya ???jadi begitu ya ???”ucapnya lagi sambil tertawa.
            “jangan berpikir yang aneh-aneh, dasar bangau jelek” balasku.
            “Bangau jelek??, enak saja dasar cumi asap”balas Aulia dengan nada kasar. Aku langsung berhenti mendadak”Ahh,,, aduh !!!”teriak Aulia terkejut. Aku langsung menoleh kearahnya”cumi asap, memangnya mirip apa ????”
            “Dasar, jadi kamu berhenti Cuma mau nanyain itu.?”tanyanya sambil menatap tajam.
            “Yap, memangnya kenapa?” tanyaku lagi
            “Dasar jelek, mau tau kenapa ?? nanti kalo udah pulang, ngaca aja dikaca, mukamu itu tidak jauh sama cumi yang diasapin, “ucapnya
            “Oh, gitu. Aku memang hitam, tapi jangan samakan aku sama cumi.”ungkapku
            “memangnya kenapa ???? marah ??. lalu kenapa kamu manggil aku bangau ???apa aku mirip sama bangau???” tanyanya dengan nada marah. Aku hanya diam dan langsung memasukkan gigi kembali, dan melanjutkan perjalanan pulang. “kenapa ???, mau menghindar ya. Ayo jawab dulu donk” ujarnya terus.”hahaha, Aulia,,Aulia,” ucapku.
            “Ada apa ?? Kok kamu ketawa ?”tanyanya bingung
            “Tidak kok, tapi kalo diperhatikan, kalo kamu marah cantik juga ya”ucapku sambil tersenyum. Sejak mendengar itu dia jadi diam, aku juga tidak tahu kenapa. Saat sampai didepan rumahnya aku mengerem mendadak lagi, “Aw, kenapa sih selalu berhenti mendadak, mau cari kesempatan ya !!!”ucap Aulia dengan wajah cemberut. Aku diam sambil menatapnya. “Ada apa sih ?”tanyanya. “Kau cantik ya kalo sedang marah” ungkapku. “Oh ya ???, kamu aneh”ungkap Aulia sambil turun dari motor. Dia malah marah, aku langsung menggapai tangannya“Aku suka bangau “ kata-kata itu keluar dari mulutku begitu saja. “Maksudnya ??”. Tanyanya bingung.
            “tadi kan kau bertanya kenapa aku memanggilmu bangau”jawabku
            “Oooh….” Dia hanya diam. Aku tersenyum kepadanya.”Maaf, aku mau masuk”ucapnya.
            “Masuk saja, aku pulang ya.”ungkapku
            “Maaf, tapi tang,,,,tanganku”ujarnya
            “Oh, iya maaf, aku pulang ya”ucapku sambil melepaskan tangannya.
            “Terima kasih ya”Ungkapnya lagi sambil tersenyum
            “iya. Tidak masalah. Aku pulang ya”
            “Iya, hati-hati”ucapnya. ,”Aku pulang ya”
            “Iya sana pulang,M,,M,,M kapan pulangnya sih.”ungkapnya sambil mendorongku.
            “Dah” belum sempat Aulia membuka pintu rumah”Aku pulang ya”ucapku lagi
            “Dasar cumi asap, sana pulang !!!”teriak Aulia sambil tersenyum.












Falling in love VS broken heart

            “Brem”,,,,”Brem”, suara motor terdengar sangat keras.”Cari mati ya ??!!”. “Ahhk !!, ah,,ah,,ah”Ternyata Cuma mimpi. Hampir setiap malam aku selalu memimpikan kejadian yang aneh itu, “Mobil bisa menembusku ???”.  tapi setiap aku bangun dari mimpiku selalu saja ada kecelakaan yang terjadi. Mulai dari bus masuk jurang, mobil ambulan tabrakkan, trek hantam rumah sakit, ya pokoknya kejadian-kejadian itu ada saja keganjilannya.
            Seperti pagi-pagi biasanya, aku berangkat kesekolah sekitar jam 7 kurang, memang berat rasanya melangkahkan kaki kesekolah sedangkan pikiranku masih terbayang kejadian aneh yang akhir-akhir ini terjadi. Klik perasaanku tiba-tiba menjadi berbunga-bunga, pikiranku seakan kembali refresh, segar seperti baru.  “Hai bangau lagi apa ?”tanyaku kepada Aulia yang dari pagi sudah duduk manis sambil membaca buku. “Bukan apa-apa “jawabnya dengan nada sedikit menyindir.
            “Tumben hari ini kamu kelihatan sangat cantik”gombalku dengan PD sambil duduk disampingnya.
            “Oh gitu, makasih ya”ucapnya sambil menutupi mukanya dengan buku, dia seolah-olah sedang menghindar dariku.
            “Wah, ini bunga mawar dari siapa ?”tanyaku sabil memegang sebuah mawar yang terletak didekat Aulia.
            “Mungkin Fans beratku”jawabnya dengan PD.
            “Ada apa sih, kok pagi-pagi udah merah,,, Eh maksudku marah ??”tanyaku iseng
            “Apa kau tau siapa yang mengirimkan bunga mawar ini ?”tanya Aulia kepadaku
            “Memangnya siapa ?”
            “Irvan, kurasa dia”jawabnya
            “Apa Irvan ?? mana mungkin.,hehehe. Lucu jangan bohong deh. Ini pasti buat aku kan”ucapku sambil tertawa
            “Tidak kok, dia tadi langsung memberikannya kepadaku.”ucap Aulia sambil melepaskan buku yang ada didepannya.
            “Lalu maksudmu apa, bilang hal ini kepadaku ??”
            “Ah,, apa kau tidak mengerti ??”
            “oh, jadi kamu suka sama Irvan ???”ucapku. Aulia langsung menatapku, pipinya langsug dikembungkan.
            “Ada apa sih ??” aku jadi bingung dengan sikapnya pagi itu. Sejak kejadian itu. Aulia mendadak menjauhiku. Yang anehnya tiba-tiba dia dekat sama Irvan. Ini Not Possible, mana mungkin. Benarkan, kejadian aneh ini pasti akan berlanjut, “APA INI KUTUKAN ??
           
            Sepulang sekolah aku duduk ditempat biasaku, dipinggir jembatan yang selalu dilalui kendaraan. Bagiku tempat itu adalah tempat membuang semua beban, asap kenalpot ibarat rantai yang masuk kehidung yang memacu nafsu, sehingga otomatis kita akan marah kepada kendaraan yang melaju dan mengeluarkan kenalpot setannya dan secara tidak sadar semua masalah akan hilang secara sendirinya. Buktikan !!!. Pirasatku saat itu tiba-tiba tidak enak, entah apa yang akan terjadi. Yang terbayang dipikiranku Cuma air comberan yang mengingatkanku pada seseorang. “Hai Jon !!!, lagi apa ?,kok melamun”tanya Evan yang tiba-tiba datang dan mendekatiku. “sedang ada masalah ya ??”tanyanya lagi. “masa hari libur Cuma liahatin sungai diatas jembatan kayak gini, kita jalan-jalan yuk !!!” ajaknya sambil memelukku. Ini, ini dia penyakit berjalan.
            “NAJIS !!!!, jangan pakai acara peluk-peluk tau” teriakku sambil berdiri dan melepaskan pelukan Evan. Penyakitnya kambuh lagi kalo tidak melamun pasti godain Cowok.
            “Bercanda aja, memangnya ada apa sih ??”tanyanya lagi
            “Bukan apa-apa”
            “Cerita aja Jon”
            “Kamu tau gak kenapa Aulia dekat sama Irvan ?”tanyaku. aku menarik napas dan kembali duduk dipinggir jembatan.
            “Uh, jadi kau cemburu ya ??. tenang saja Irvan juga ga terlalu peduli nampaknya. Sikapnya aja sama sekali tidak terpengaruh. Masih misterius dan cold.”Ucap Evan sambil duduk disampingku.
            “Oh gitu, tapi tumben kamu pinter”
            “Ya iyalah, kalo urusan cinta serahkan pada ambo” penyakit gilanya kambul lagi nih, rambutnya yang rapi ditegakkan, kera bajunya dilipat dan yang paling kubenci kata-katanya sok romantic padahal dia gak pernah tau rasanya jatuh cinta.
            “Apa kamu suka sama Aulia Jon ?” tanyanya lagi.
            “tidak kok, aku Cuma kawatir saja. Menurutku Irvan itu bukan orang baik.”
            “Oh, begitu” Evan mulai bertingkah aneh, gayanya udah kayak polisi cari bukti.”jadi menurutmu begitu, sukurlah kalo kamu tidak suka sama Aulia”ungkapnya
            “memangnya kenapa ??, jangan-jangan kamu suka sama Aulia ya ?” tanyaku agak kawatir.
            “tidak bukan sama Aulia tapi sama kamu “mendengar kata-kata Evan semua makanan yang hampir terurai di lambungku mulai bereaksi, semaunya kembali dari arah datangnya”Weeaakk, najis !!!”
            “Sebenarnya kalo kamu suka sama Aulia, cerita yang sedang aku tulis kurang sesuai.”
            “Serius ???”
            “Tidak “
            “Evan !!!”teriakku
Evan memang sedikit kurang waras. Gayanya aja sok mau bantu tapi akhir-akhirnya dia yang malah Curhat. Begitulah Evan, walaupun begitu dia adalah teman seperjuangan yang setia sehidup semati, sedih dan senang, aku yang selalu senang dia yang selalu sedih.

            “Joni !!!!, Joni !!!!. Assalamualaikum !!!”
            “Maaf dirumah tidak ada orang. “terdengar sapaan dari dalam rumah
            “Oh gitu, kalo begitu bilang sama Joni aku sayang sama dia”teriak Evan dari depan rumah
            “NAJIS KAU Van !!!”teriak seseorang dari dalam
            “Itu Joni kan ????. cepa buka pintunya !!”
            “Dasar gila kau !!!, malam-malam datang tidak diundang”ucapku sambil membukakan pintu.
            “Tenang aku gak kan pulang kok, jadi tidak perluh diantar. Oke”
            “Ayo masuk !!!, ada perluh apa ??”tanyaku
            “Besok pagi nebeng ya ???”pintanya sambil berdiri didepanku
            “jangan pasang muka cewek deh,,, iya boleh aja. “jawabku
            “udah kok Cuma itu aja. Dah aku pulang ya”ucapnya sambil pergi meninggalkan ku
            “Kurang ajar. Sialan kau Van, datang Cuma bilang itu aja.”teriakku. belum sempat aku menutup pintu dia nongol lagi. “Malam sayang !!!” teriaknya tak kalah keras dari suaraku.
            “NAJIS !!!!”


            Disekolah, saat jam istirahat, aku langsung bergegas menuju kantin, rasa lapar yang menggerogoti lambungku sungguh tidak tertahankan, setiap pagi aku selalu membersihkan kandang kambing Pak Hj.Kodir sebelum berangkat kesekolah. Itu semua aku lakukan untuk membantu meringankan beban keluargaku, memang tidak seberapa. “Hai Jon kok bengong ???. sori ya tadi dimotor aku buang angin.”ucap Evan sambil duduk disampingku yang sedang makan. “Pergi sana !!!, sekarang jam istirahat. Please jangan ganggu aku tau !!”teriakku dengan mulut penuh nasi.”ada apa denganmu Van, kok selalu senyum,???, biasanya kalo kamu gila gak pernah senyum sendirian ??”tanyaku sambil menyedod segelas es cendol.
            “Aku tadi melihat malaikat, cantik banget”ungkapnya
            “serius lho ??, perasaanku gak ada yang terlalu cantik diSMA ini. “
            “Nampaknya sih dia murid baru Jon”
            “Oh gitu.”
            “Jon mau gak kau bantu aku biar dekat sama dia ?”pintanya sambil mengambil sepotong tempe goring dari piringku.
            “Eh. Apa untungnya ?”tanyaku
            “Tenang nanti aku bantu kamu PDKT sama Aulia, bagaimana ??”
            “Apa ???, enak saja. No no no”
            “Oh, Bagaimana kalo aku bantu kamu menjauhkan Aulia dari Irvan ??”tanyanya lagi sambil mengambil sepotong tahu isi di piringku.
            “Oke aku setuju”jawabku sambil berdiri.”aku ke WC dulu ya ??”
            “Baiklah, aku ikut yah ??”
            “NAJIS !!!!”
            “Lama banget sih, Bu sudah jam berapa nih ?”tanya Evan sama Ibu kantin.
            “udah mau masuk tuh”jawabnya.
            “Oh gitu, “ucap Evan sambil berdiri, belum sempat dia melangkah”Eh mau kemana ??, bayar dulu dong !!!”teriak Ibu kantin.
            “Apa ?, tapi kan saya gak makan “
            “Tadi itu apa, makan kan ?”ucap Ibu kantin sambil menatap tajam Evan.
            “Tapi…tapi..tapikan ..”
            “CEpat bayar !!!”teriak Ibu kantin



            Sepulang sekolah aku menunggu Aulia, tidak ku sangka dia lebih memilih pulang bersama Irvan. “Aulia tunggu !!!, kamu pulang sama siapa ???” tanyaku
            “Sama Irvan, memangnya kenapa ??” balasnya dengan membuang muka. Aneh, sial kurang ajar !!!!.
            “HAi jon, nebeng yo ??, ayo jalan, jangan melongok aja”ucap Evan secara tiba-tiba dan langsung duduk santai diatas motorku.
            “Aduh,,, “
            “Tenang nanti aku bantu”ucap Evan dengan santai sambil meninggalkanku.
            “Mau kemana Van ???,”
            “Katanya mau bantuan “
            “Mau pulang tidak, cepat Van jangan stress disini !!”

Aku benar-benar habis piker kenapa Aulia jadi tambah dekat sama Irvan, kenapa ??, kenapa ??, ah selalu begini tidak ada yang benar dengan hidupku ini. Aku benar-benar dibuat pusing bukan saja dengan hukuman yang  datang secara tiba-tiba tanpa sebab kepadaku, tapi Aulia, kenapa bisa ??


∞∞∞∞∞∞∞∞


           
“JONI MARTINUS !!!!!!” triak seseorang padaku, dari tengah-tengah keramaian kelas
“prak,,,, what ????? “ ucapku kaget, aku yang duduk dengan santai ditempat dudukku lantas terjatuh, “BU Maria !!” ucapku dalam hati….
`” Ada apa BU ???”tanyaku bingung, tampak Ibu Maria sedang marah, mukanya yang tidak terlalu cantik berubah jadi kacaw,
“JONI cepat menghadap Ibu diruang guru” perintah Ibu Maria
`I,,,,iy,,,,,,,iya,,,iya ,,,,Bu “ seketika suasana kelas yang rimut menjadi hening dan sepi, semua orang terpaku dan kaget dengan teriakan Ibu Maria, nampaknya akan ada sesuatu yang buruk akan terjadi padaku. Hal selalu terjadi saat ku langkahkan kakiku menuju ruangan guru, dari langit yang cerah tiba-tiba mendung, muncul kucing tiba-tiba dihadapanku, ruangan yang selalu ramai tiba-tiba sepi, dan aku serasa selalu diikuti seseorang, namun saat aku memalingkan mata kebelakang, tak tampak sebatang hidung pun ada. Saat aku kembali melangkah tiba-tiba suara aneh terdengar seakan memanggilku. “ Joni,,,Joni,,,,”. Aku berusaha tidak menghirawkannya. “argkk,,, kok banyak debu ???”ucapku. debu bermunculan dari ruang kelas yang kosong. Saat aku melewati kelas itu, lagi-lagi “Joni,,Joni,,,”. “aduh sial banget, ada apa sih ini ???”tanyaku dalam hati. Aku berusaha memberanikan diri masuk ruang kelas yang kosong itu, mencari sumber suara yang memanggilku, kuterobos debu yang masih bertiup seakan membentengi tubuhku. Tiba-tiba muncul bayangan hitam yang semakin mendekatiku. “Ibu Ros !!!” ucapku terkejut. “aduh nak Joni, tadi dipanggil Ibu Maria. Cepat sana !!!, jangan disini banyak debu, ibu lagi beres-beres” ucap Ibu Ros yang bekerja sebagai tukang bersih-bersih. “hehehehe” aku sangat lega.
Namun perasaan lega belum sepenuhnya hadir dihatiku, saat kakiku melangkah masuk keruang guru, perasaan takut lagi-lagi datang. “Joni cepat duduk “teriak Ibu Maria yang sudah menungguku dengan sabar. “Iy,,,iya BU “,
“Begini, Jon, akhir-akhir ini ada sesuatu yang berbeda telah terjadi pada padamu, betulkan ???”Tanya Ibu Maria sambil berdiri dan menepuk pundakku.
“Iya Bu “ jawabku dengan gemetar
“Ibu bangga sekali pada mu Jon,,Ini “ungkap Ibu Maria padaku. Aku sangat bingung denag perkataannya. Sebuah amplok merah diberikan kepadaku. Saat aku buka”Eh, kok bias ???” tanyaku tidak percaya.
“Itu semua usahamu Jon, selamat yah,,,, akhirnya tulisanmu mendapat penghargaan dari pemerintah”ucap Ibu Maria
“Tapi,,,tapi kan,,, yang benar saja,,, Novel buatanku gak bakal sebagus itu kan Bu ????”tanyaku tidak percaya.
“Ini, ada hadiah dari Ibu. Minggu depan kan ada pasar malam. Ini Ibu punya tiket buat nonton bioskop bersama 3 orang temanmu” Ibu Maria tersenyum sambil memberikanku 4 lembar tiket bioskop.
“Tapi Bu,,,, “. “tapi Apa ????” Tanya Bu Maria
“Terimaksih Bu,,,,” ucapku sambil mengambil 4 lembar tiket itu. Aku bergegas keluar dari ruang guru. “Hore!!!” teriakku. Saat aku melihat 4 lembar tiket itu yang terpikirkan olehku hanya Aulia.
 Tepat pukul 3 sore aku berdiri menunggu Aulia didepan pagar rumahnya, detik berlalu, menit berlalu dan 1 jam pun telah berlalu. “Tit,,,,Tittt” bunyi kelason mobil mewar dari arah belakangku, aku yang sedang menunggu seperti patung dengan napas yang tidak karuan terkejut dan hampir menuangkan semua kemarahan kepada orang yang mengendarai mobil itu. Namun saat aku hampir mendekati mobil itu, dan jari tangan telah memegang kuat kepalan amarah tampak didalam mobil aku lihat Aulia bersama Irvan. Entah apa yang aku rasakan, perasaan kecewa dan cemburu telah meluas didalam hatiku, hari itu aku hanya diam dirumah, 4 tiket yang kudapatkan kini tidak lagi berarti, semua terbuang sia-sia.

      





LELAKI ITU !!!!

            Setelah beberapa bulan bayang hitam yang terus menghantuiku semakin kelihatan jelas siapa yang bersembunyi dibalik bayang hitam itu, tetapi semua kejadian aneh yang terjadi masih merupakan tanda tanya besar, apa yang sebenarnya terjadi ??.
            “Hai boleh nebeng lagi tidak ?”tanya Aulia yang datang mendekatiku. Aku hanya diam sambil melakukan hal biasa yang kulakukan untuk mengisi pagiku disekolah. “maksudku  bolehkan cumi asap ?”tanyanya lagi sambil duduk disebelahku. Aku kaget, aku langsung menyembunyikan selembar kertas yang sedang aku tulis.
            “Boleh tanya tidak ?”ucapnya lagi
            “Tanya apa ?” tanyaku sambil duduk menghadapnya
            “Apasih yang sedang kamu tulis ?, maksudku apasih isi kertas yang kamu tulis setiap pagi ?”tanyanya
            “Bukan apa-apa kok”ungkapku sambil tersenyum. Dia selalu bertanya tentang semua masalah yang sedang aku hadapi, tapi aku lebih memilih menyembunyikan semuanya. Setiap dia bertanya tentang masalahku aku selalu menghindar, mecari alasan agar dia tak ingin mengetahui semua masalahku.
Awas !!!, ahhhh. Tidak !!!!!” teriakku. Trek merah itu lagi-lagi melaluiku begitu saja. “apa yang sebenarnya terjadi. Saat aku terbangun aku sudah berada didepan rumah tua yang ada didekat jembatan SMA karya. “kenapa aku ada disini ?”. pintu rumah itu terbuka, tangan, kakiku bahkan tubuhku bergerek sendiri. Aku mendekati masuk kerumah tua yang kotor itu. Aku memaksa tubuhku mencoba melawan gerak langkah yang seakan mengontrol jiwaku. Saat aku masuk, tubuhku bisa aku control lagi”alhamdullilah”. “prak” pintu itu tertutup dengan sangat kencang. Aku sangat takut , pintunya tiba-tiba saja terkunci. Aku sangat cemas, “apa yang sebenarnya terjadi ?”. bayangan hitam datang mendekatiku. Bayangan hitam itu ?, bayangan yang selalu mengikutiku. “kau siapa sebenarnya ?” tanyaku kepada sosok hitam itu
            “Sudah saatnya “ucapnya
            “maksudmu ???, maksudmu apa ??” tanyaku lagi dengan nada takut
            “Kau adalah ….”. ucapannya terputus. Bayangannya pun menghilang terhapus sinar matahari yang datang menyapa.
            “tunggu dulu, hai tunggu!!!”teriakku. tiba-tiba sinar menyilaukan datang menghantam tubuhku. “ahhhh”teriakku.”ah,,ahh,ah, apa yang terjadi, sial lagi-lagi mimpi aneh itu”.ucapku yang baru tersadar dari tidur.
            “Tok,,,Tok,,,Tok,,. Bangun sudah pagi kak !!”ucap Nadin adik perempuanku sambil membereskan rumah.
            “Iya,,,iya,, nanti aku bangun. Cerewet !!!”teriakku. pagi itu sangat dingin, soalnya seperti biasa pagi-pagi hujan telah turun dengan deras. “dingin”selimbut yang ada di bawah kakiku kutarik lagi, “Bangun dasar pemalas !!!!”ucap seorang wanita yang tidak aku kenal, wanita itu langsung menarik selimbutku dan menarik bantalku dengan paksa, hal hasil aku yang kaget langsung mencium lantai dengan gaya seorang penerjun paying.”aww,,aww,aw, sakit”teriakku.
            “Dasar lebay,,,!!!. Cepat bangun nanti telat tau”ungkap wanita itu.
            “Iya,,iya. Sabar inikan masih hujan.”ungkapku sambil berusaha bangun dari tidurku. Saat aku mencoba berusaha membuka mata”Astafirulloh,,,Aulia !!!”
            “Cumi asap !!!!, kenapa sih kalo ketemu aku selalu begitu ??”tanya Aulia
            “Tidak, aku bukan bermaksud gitu.. tapi kenapa kamu ada disini ??”tanyaku bingung
            “Apa tidak boleh ? sekali-kalikan “jawabnya sambil tersenyum
            “boleh sih, tapi aneh saja”aku langsung bergegas mengambil handuk dan berlari menuju kamar mandi “tunggu sebentar ya ???”.
            “prak,,,dug,,,aww”terdengar suara teriakkan dari arah kamar mandi. “dasar cumi, kau tidak apa-apakan ?”tanya Aulia dari luar pintu kamar mandi. “tidak kok, aku tidak apa-apa, aku Cuma kepleset aja”ungkap ku sambil menahan rasa sakit. Kepalaku mengalami sedikit memar karna menyentuh lantai kamar mandi. “Makannya jangan suka bengong !!!” teriak Aulia sambil tertawa. Sembari menunggu Aulia asik berbincang dan bercerita dengan Nadin. Mereka keliatan dekat. Setelah beberapa menit Aku berangkat kesekolah bersama Aulia, yang datang tak diundang pulang minta diantar. “Sial”.
            Hari itu sepulang sekolah aku mengantarnya pulang. Aku memang merasa senang tetapi aku juga merasa aneh. “kenapa Aulia datang kerumahku ??”.
            “Jon, sori ya merepotkan. Sebenarnya tadi pagi aku diantar ayahku, tapi ayahku tadi mendadak harus kekantor, ada urusan penting. Makannya dari pada terlambat aku berhenti didepan rumahmu aja.”ungkapnya.
            “Oh. Gitu, memangnya ayahmu kerja dimana ?”tanyaku
            “sama kok kayak Ayahmu. Kantornya juga sama”
            “Oooh”
            “Jon, Irvan tinggal disekitar rumahmu ya ?”, mendengar pertanyaan Aulia, aku merasa kesal. Apa lagi mendengar nama Irvan. Menurutku dia bukan orang baik.
            “Irvan ????, Aku tidak tahu”jawabku dengan dingin
            “kenapa sih Jon. Apa kamu pernah punya masalah sama dia ?”
            “Bukan begitu, entah kenapa aku muak mendengar nama laki-laki itu”ungkapku
            “kok gitu ?, Maaf ya. Aku tadi Cuma liat dia sedang menunggu seseorang di dekat rumahmu, dia  selalu cemberut kan, aku tidak pernah melihatnya tersenyum ataupun bergaul dengan siapa saja ?”ungkap Aulia
            “Lebih baik diam, aku tidak suka membahas orang itu !!”bentakku
            “Maaf , jangan marah ya cumi asap “. Aku tidak tahu kalo dia tinggal disekitar rumahku, selama ini setauku tidak ada orang yang baru pindah di sekitar rumahku.
            “kamu kenapa Jon ???, jangan marah ya ?” ungkapnya lagi sambil tersenyum.
            Saat dikelas Aulia selalu menggenggam tangan ku dan tertawa,aku tidak terlalu peduli dengan hal itu. “Jon kamu bohongkan waktu itu, sebenarnya apa yang kamu sembunyikan. Aka kamu punya masalah ????”tanya Aulia. Aku melepaskan genggamannya”Maaf, maksudmu apa ?”tanyaku tanpa melihat kearahnya dan tetap berjalan menuju ruang kelas.
            “katanya kamu alergi sama wanita, tapi kok tadi kamu tidak alergi saat aku peluk waktu dimotor tadi”tanya Aulia sambil tersenyum. Aku berhenti, menghentikan langkahku“Lebih baik jangan campuri urusanku.” Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku.
            “Oh begitu”terdengar nada putus asa”Maaf ya “ ucap Aulia sambil tetap melihat kebawah. Aku memang kelewatan, tapi ini lebih baik dari pada dia tahu tentang semua masalahku. Aku tidak ingin dia mengalami hal aneh sepertiku.
            Saat jam keluar main, ketika aku ingin berdiri, seketika suasana menjadi hening dan sunyi. Irvan lelaki misterius itu mendekatiku, dekat, dekat, dekat, dan semakin dekat. “Bagaimana kalo dia juga ikut ???Itu akan menarik” ucapnya sambil tersenyum. Aku tidak melihat tatapan matanya, rambunya yang panjang menutupi kedua mata yang mengerikan. Senyum yang berisi hasrat membunuh dapat aku rasakan.”sebenarnya kau siapa, dan apa maksudmu ???”tanyaku.
            “Semuanya sudah terjadi, jika kau ingin mengubahnya. Coba saja sendiri !!!”Ucapnya. amarahku tak bisa kubendung lagi, dia seakan terus memancing kemarahanku. Tangan kananku tak bisa aku kendalikan, amarah telah menguasainya. Ketika tanganku hampir mengenainya, tiba-tiba tangan ku berhenti bergerak. Saat itu matanya yang mengerikan tampak. Dia menatapku dengan penuh kebencian. Dia tersenyum”Jaga baik-baik dia”. Tubuhku tak bisa bergerak, dia pergi meninggalkanku. Saat dia pergi, tubuhku baru bisa digerakkan kembali. Aku tidak tau apa yang terjadi. “Hai Jon, lagi apa ???bengong lagi ???”ucap Aulia yang datang mendekat.”bukan urusanmu”
            “tadi aku lihat kamu sedang dua-duaan sama Ir, yah lelaki yang kamu benci, M,,M,,M, apa kamu suka sama dia ya ?”tanya Aulia sambil duduk disebelahKu,
            “Maksudmu ???, Aku masih waras”ungkapku sambil duduk, sial kenapa Aulia selalu mendekatiku, padahal nampaknya rencanaku tadi pagi berhasil.
            “Sayang !!!”teriak seseorang dari arah pintu kelas. “Jon aku behasil mengikuti seleksi lomba OSN,,,!”teriak Evan yang lagi keliatan sangat senang.
            “M,,M,,M,, ternyata benar pendapatku, kamu suka sama laki-laki ya Jon ?” tanya Aulia sambil menatap tajam.
            “Apa enak saja”ungkapku. “Joni !!!”teriak Evan mendekat. “pergi kau. Najis !!!” teriakku kepada Evan yang hamper memelukku. Aku tahu dia sedang senang, tapi dia terlalu berlebihan.”Pergi kau, aku masih normal”teriaku.
            “Yah sudah, dah sayang”ucap Evan sambil cekikkikkan
            “Jadi benar kan ???”tanya Aulia lagi sambil tertawa
            “Entah lah. Dasar Bangau !!!”aku pergi meninggalkan Aulia yang masih tertawa. Puas banget ngeledek orang.
                       
            Mimpi aneh tentang rumah tua di dekat jembatan SMA karya terus membayangiku, membuat aku menjadi penasaran. “siapa sebenarnya orang yang selalu menghantuiku ?, siapa sebenarnya sosok hitam itu ?, dan apa maunya ?, apa benar pirasatku, apa dia Irvan ?”tanyaku dalam hati. Semua pertanyaan itu selalu membayangiku. Sore harinya aku putuskan untuk memuaskan semua rasa penasaranku yang semakin menjadi. Aku terpaksa harus melalui hutan dan semak-semak untuk masuk kerumah tua itu. Saat sampai disana, suasana sepi dan hening kurasa semakin mencekam. “Auuu !!!!,,,,Grrrr !!!” terdengar suara aneh dari semak-semak.”Astafirulloh, siapa disana ?” tanyaku ketakutan. Tiba-tiba saja pintu rumah tua itu terbuka, padahal tidak ada sedikit pun angin yang berhembus. Aku yang merasa takut langsung saja masuk kerumah tua itu. Kaki ku gemeteran, bulu kudukku semakin merinding, dan keringat ketakutan terus menetes. “grek,,” bunyi apa itu ?. suara aneh tiba-tiba muncul dari arah salah satu kamar yang ada disana. Aku sangat ketakutan, tapi rasa penasaranku terus mendorongku.”Ya Allah lindungilah hambamu yang imut(itam Mutlak) ini, hambamu belum mau mati, nanti kalo aku mati disini,dan siapa yang bakal nemuin jasadku. Ya Allah hamba belum nikah !!!” teriakku dalam hati. “Bismillahhirohmannirrohim”. Saat aku buka pintu itu, aku tidak melihat siapa-siapa. Hanya sebuah botol yang tergetak jatuh.”kau berani juga ya ?”ucap seseorang, suara itu tiba-tiba terdengar, entah dari mana asalnya. Aku sangat takut”siapa kau sebenarnya ?” tanyaku ketakutan. “Aku Irvan, akulah yang selalu mengikutimu, kau telah masuk dalam permainanku “tiba-tiba saja sosok Irvan muncul di dekat jendela. “jadi kau, apa sebenarnya yang kau mau ?” teriakku dengan amarah yang tiba-tiba saja muncul. Dia tersenyum dan duduk didekat jendela yang tertutup itu. “Apa kau suka darah ?”tanyanya lagi.”jawab aku dengan serius”amarah ku dan kebencian ku semakin menjadi. Jadi selama ini benar kalo dia yang menghantuiku. Tinju ku langsung mengalah tepat kewajahnya. Dia terjatuh, bibirnya mengeluarkan darah. “Em, darah itu nikmat yah. Santai saja lebih baik kau duduk dulu”ucapnya dengan santai.
            “Jangan main-main ya, kubunuh kau !!!” teriakku. Aku sangat marah. Tinju hampir mengenainya. Dia menahan tanganku dan mendorongku tepat kearah sebuah kursi.
            “Hahaha”dia tertawa, matanya yang merah tampak seperti habis membunuh”KAu mau membunuhku ???he,,Lebih baik kau diam, atau kau mau seperti mereka juga”dia berhenti tertawa, berjalan menuju sebuah kamar dan membukanya. “weekkk” perasaan mual terasa olehku, dikamar itu, dikamar itu dipenuhi mayat, darah segar mengalir laksana air yang mengikuti arus. “kau !!!!,kau !!!, kau siapa. Dasar iblis !!!” teriakku. Aku langsung berdiri, hasrat ingin membunuh seakan menyelimbutiku. Namun tiba-tiba sebuah tali merah telah mengikatku.
            “kau tanya tadi apa mauku kan ?. kita buat perjanjian jika kau bisa mengikuti semua tantangan yang aku buat kau akan selamat. Bagaimana ?”tanyanya sambil memegang kepalaku dan menarik rambutku.
            “Kau yang akan aku bunuh !!!”teriakku lagi.
            “Asal kau tahu jiwamu sudah ada ditanganku. Apa kau ingat saat hujan deras, sebuah trek merah menabrakmu. Tepatnya melaluimu ???. ketika hujan jiwamu ada bersamaku.”
            “maksudmu apa ?”tanyaku
            “Baiklah, kau tak akan mengerti. Begini saja intinya kita sudah terikat, aku adalah kau dan kau adalah aku. Aku adalah kebencianmu.”ungkapnya lagi
            “Apa !!!, apa kau tidak bisa serius !!!”
            “Dasar bodoh, sudah kubilang kau adalah aku. Kita satu mengerti”ucapnya sambil melepaskan genggamannya
            “Apa kau tidak mengenali mereka semua, mereka yang telah menjadi mayat ??, coba kau lihat” dia mendekati mayat-mayat itu dan mengambil salah satunya.
            “Coba kau ingat, apa kau ingat wajah ini”dia menarik rambut mayat itu dan menampakkan wajahnya yang penuh luka kepadaku. Aku berusaha mengingatnya ,”Dia…..!!”
            “Ya dia orang yang mengusir kau dan keluargamu dari rumahmu sebelumnya. Coba kau lihat wanita yang terbaring didekat pintu. Apa kau ingat dia, dia orang yang telah membunuh pamanmu. Dan apa kau ingat mereka ??” dia menujuk kearah mayat remaja yang terkapar didekat jendela” mereka orang yang telah mempengaruh saudara laki-laki mu untuk masuk kejalan yang salah. Saudara laki-lakimu menjadi pengguna narkoba karena mereka. Apa kau ingat” dia tersenyum dan tertawa dengan lantangnya.”hentikan-hentikan !!!!, aku tidak mau mengingatnya lagi. Hentikan !!!”teriakku, dia mengingatkan semua kenangan buruk yang selalu ingin kubuang dari kehidupanku. Semua kenangan buruk itu sudah terkubur rapih. Tapi dia,,,dia menggalinya kembali.
            “Saat itu kau sangat ingin membunuh mereka kan ????, tapi saat itu kau sangat lemah,,,, ya kau lemah !!!!!, tapi aku kuat,hahahahha” dia membuang mayat yang dipegangnya seperti sampah.
            “Apa maumu ?”tanyaku, air mata tak bisa kubendung, ketakutan akan kebenaran telah mengusai hatiku.
            “Kita bermain, bagaimana ?. Jika aku menang kau akan aku bunuh”
            Aku mengangkat kepalaku, aku menatap nya dengan penuh kebencian”tapi jika aku menang kau yang akan kubunuh”ucapku
            “Baiklah, permainannya mudah, setiap hari akan ada kertas yang datang padamu. Dan kau harus memecahkan semua yang ada didalamnya. Ini seperti permainan detektif. Hanya saja jika kau terlambat akan ada yang mati. Aku beri kau 7 kertas jika kau hanya bisa memecahkan 3 buah maka kau dianggap kalah. Mengerti “
            “Apa yang benar saja”ucapku sambil memberontak, berusaha melepaskan diri dari ikatan tali yang menggenggam kuat kedua tanganku. Dia mendekatiku “Ini sebagai bukti perjanjian kita, kurasa kau harus suka darah “ucapnya sambil memakaikan sebuah kalung dileherku. Saat kalung itu terpakai dileherku. Sebuah trek merah datang dari arah mayat-mayat yang tergeletak.” Ahh,,,Ahhh”teriakku.
            “Kak,kak. Istifar kak” ucap Nadin yang membangunkanku
            “Hah,,hahh,. Itu Cuma mimpi ??” tanyaku
            “Kakak dari tadi mengngigaw” jawabnya
            “Oh, gitu. Syukurlah.sana pergi aku mau tidur lagi”suruhku sambil mengambil kembali selimbutku yang terjatuh.
            “kakak !!!, sekarang sudah jam 7 tau,”teriak Nadin
            “Oh,,,eh jam 7 ?? apa ???, yang bener ?? serius ??? masa ??”tanyaku bercanda
            “Dasar cumi asap !!!”
            “eh kenapa kau memanggilku begitu ??”tanyaku lagi sambil melotot
            “Memangnya kenapa ???, kalo Kak Aulia kok boleh, malah kakak gak marah “jawabnya meledek.
            “Nadin !!!”teriakku, aku lansung mengejar bocah manis itu, “awas ya kalo dapat lihat saja !!!” teriakku sambil mengambil sepotong roti yang ada dikamarnya.”Kok agak aneh rasanya ??, ah masa bodoh yang penting makan “gumamku dalam hati.
            “Loh kok, kakak !!!, kakak ngambil roti dimejaku ya ???” teriak Nadin.
            “yah, memangnya kenapa ?”jawabku dari dalam kamar mandi.
            “Oh gitu,,,hehehe enak yah ??” tanyanya. Aduh ada pirasat aneh yang terasa. “ hahahha, kakak makan makanan kucing ya. Nikmat yah?”
            “Apa,,weeekk !!!, NADIN !!! Awas kau nanti”teriakku semakin kencang
            “Joni !!.”teriak ibuku.
           
            Setelah mandi, saat aku melihat kearah cermin”Kau !!!, kau !!!, jadi selama ini, ternyata, aku tidak terlalu jelek ya,?” tanyaku pada cermin dengan PD. “wahai cermin kaca, katakanlah apa aku ini tampan ?”tanyaku iseng, barangkali aja aku punya cermin ajaib. “Kamu tidak tampan tapi jelek”suara aneh terdengar. “masa ???? yang benar ???” tanyaku lagi sambil mengambil bantalku yang ada dikasur. “Benaran, kamu itu benar-benar jelek ples item “suara itu semakin terdengar jelas asalnya. “Nadin !!!!, Awas kau”teriakku sambil melemparkan bantal kearahnya.
“AW, sakit !!. Kakak !!!!! dasar Item !!!” teriak Nadin sambil menjauh dari kamarku.
            “Aduh, gawat aku udah terlambat, sudah jam 7.15.  untung hari ini tidak hujan “ saat tali sepatuku selesai diikat, tiba-tiba saja hujan deras “Aduh,,sial !!”teriakku.
            “Yah hujan deras, kak antar aku dulu yah ??, Ayah gak kekantor hari ini, oke “ungkap Nadin sambil tersenyum. “dasar senyum buaya. Kalo ada maunya yah gini. Baikin-baikin orang.”gumamku dalam hati.
            “Lho, kakak beli kalung ya ??, bagus juga ada tengkoraknya “ucap Nadin sambil memegang sebuah kalung yang terkait dileherku.
            “Ini, Ini kan. Apa jadi tadi bukan mimipi ? jadi ini beneran.” Ungkapku dalam hati. “Iyah “ jawabku sambil berusaha tertawa.
            “Cepat ambil jas hujan, haduh bisa terlambat nih. Cepat Nadin !!”
            “Iya kak, tunggu “ucap Nadin tergesa-gesa sambil membawa sebuah jas kuning.
            “Ayo berangkat kak. Maju !!!”teriaknya dengan senyumman yang manis.
            “Baiklah ayo maju. Hehehe !!!?”balasku tidak kalah hebohnya.


Bersambung.......
Lagi Proses pembuatan,,hehehehe

This entry was posted on 22.43 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.